Empat Kader IPM Jadi Parlemen Remaja 2022, serasa Anggota DPR Betulan; Liputan Alfain Jalaluddin Ramadlan, Kontributor PWMU.CO Kabupaten Lamongan.
PWMU.CO – Empat kader Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) terpilih menjadi anggota Parlemen Remaja 2022.
Mereka adalah: Kelana Yudinta Akbar (SMA MBS Al Amin Bojonegoro, Jawa Timur), Zulian Akbar Firdaus (MAN 1 Jember, Jawa Timur), Dzafran Gunawan (SMAN 1 Sijunjung, Sumatera Barat), dan Nurin Ardhillah Ulfa (SMAM Ahmad Dahlan Kota Metro, Lampung).
“Kami mewakili IPM dari daerah kami masing-masing dan alhamdulillah mendapat apresiasi dan dukungan yang luar biasa dari IPM,” ungkap Kelana Yudinta Akbar, pepada PWMU.CO Ahad (16/10/2022),
Yudinta menjelaskan, Parlemen Remaja diselenggarakan oleh Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR RI, Senin-Jumat (10-14/10/2022). Dia menambahkan, Parlemen Remaja merupakan pendidikan demokrasi politik siswa SMA sederajat tingkat nasional.
“Tahun ini Parlemen Remaja 132 peserta dari 80 dapil se-Indonesia. Per dapil di ambil dua peserta, kecuali dari pulau Jawa yang diambil satu peserta,” ujar siswa Kelas III SMA Muhammadiyah 1 Bojonegoro. Dia masuk Parlemen Remaja 2022 dari Dapil IX Jatim: Bojonegoro, Tuban.
Yudinta menyampaikan, untuk bisa menjadi anggota Parlemen Remaja, dia harus melalui proses seleksi yang panjang berkompetisi dengan 4040 peserta yang mendaftar. Mulai dari membuat esai, video kampanye, dan curriculum vitae, didapatkan 132 peserta terbaik dari seluruh Indonesia yang mewakili dapilnya masing-masing.
“Pengumumannya diberitakan dalam surat keputusan Setjen DPR RI yang diunggah melalui website Parlemen Remaja dan media sosial terkait,” katanya.
Simulasi Rapat dan Komisi
Yudinta, santri Muhammadiyah Boarding School (MBS) Al-Amin Bojonegoro, ini menjelaskan, di Parlemen Remaja ini, hanya ada satu komisi, yakni Komisi I. Sedangkan simulasi rapat berlangsung dua kali, yakni Sidang Kerja Komisi I dan Sedang Paripurna.
“Seluruh peserta Parlemen Remaja dibagi dalam IX fraksi. Refleksi fraksi nyata di DPR RI,” ujarnya.
“Nama-nama fraksi yang ada di Parlemen Remaja tentu tidak mencerminkan nama fraksi nyata, melainkan nama kerajaan zaman dahulu. Dan alhamdulillah, saya mendapatkan amanah sebagai Ketua Fraksi VIII, Fraksi Tambora, yang beranggotakan sepuluh peserta,” ujarnya.
Hal yang sangat menarik dalam Parlemen Remaja, kata Yudinta, ada dalam situasi saat menuju rapat dan ketika rapat itu sendiri.
Menurutnya, lima hari acara dibagi dalam dua tempat. Dua hari pertama di Wisma DPR Cikopo, Bogor dan tiga hari berikutnya di Jakarta. Di Wisma Cikopo, diadakan berbagai orientasi pengenalan, pembekalan materi, dan pagelaran budaya.
“Selama dua hari itu juga, tiap fraksi menyusun pandangan politik dan argumentasinya sebelum dibawa ke rapat komisi dan paripurna,” jelasnya.
Dia mengungkapkan, proses diskusi selama di Wisma DPR ini berlangsung sangat seru dan penuh kewaspadaan. “Bagaimana tidak, kami harus menjaga roh ideologi fraksi dan pandangannya sehingga tidak bisa diketahui oleh fraksi lain,” ujarnya.
Di hari ketiga, kami melakukan kunjungan kerja yang dibagi dalam tiga kelompok menuju Google, Tokopedia, dan Badan Pusat Statistik. “Kunjungan kerja ini ditempuh demi memperkuat dan memperbanyak bahan argumentasi nantinya,” ujar dia yang diwawancarai di rumahnya, Lamongan, melalui WhatsApp.
“Selanjutnya, pascakunjungan kerja, kami diinapkan di salah satu hotel Jakarta. Di tempat inilah, malam sebelum rapat keesokan harinya, kami menyusun argumentasi dan pandangan final tiap fraksi kami,” terang dia.
Minatur Politik
Menurut Yudinta Parlemen Remaja ini miniatur politik yang sebenarnya. Penyusunan argumentasi tiap fraksi tidak lepas dari ‘lobi’ politik di sana-sini, demi menjalin koalisi dukungan.
“Kami berusaha meyakinkan pihak lain. Begitupun sebaliknya. Sehingga apa yang menjadi kesepakatan bersama ini bisa terwujud di sidang rapat nantinya,” jelasnya.
Maka tidak heran, lanjutnya, proses diskusi dan menjalin koalisi ini berlangsung hampir sampai Subuh. “Fraksi saya, menyadari Parlemen Remaja ini tidak sekadar pendidikan politik dan demokrasi biasa. Ini adalah miniatur politik yang nyata dan memang begini adanya,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, ketika rapat kerja dan paripurna, berbagai argumentasi dan pandangan tiap fraksi dilayangkan. “Dan seringkali bertabrakan antarsatu dengan yang lain,” katanya.
Bagi dia simulasi ini tidak sekadar simulasi. “Inilah perwujudan yang nyata dan manifesto politik yang sebenarnya. Sidang yang berlangsung cukup seru dan sengit ini tidak lepas dari kebijakan aktif maupun pasif antarfraksi maupun koalisi,” ujarnya.
Kemudian, ia menyimpulkan, Parlemen Remaja adalah ajang simulasi berpolitik praktis siswa SMA sederajat seluruh Indonesia dengan pendekatan pendidikan yang menarik.
“Saya merasa bahagia dan bangga dapat menjadi bagian dari Parlemen Remaja 2022. Berjuang bersama sekumpulan pemuda yang anggun dalam moral, unggul dalam intelektual, dan kritis dalam pergerakan,” ujarnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni