Filantropi di Era TV Digital, Mengukur Peluang Lazismu oleh Joko Intarto, Manajer Fundraising Lazismu.
PWMU.CO – Landscape industri penyiaran televisi berubah seketika seiring dengan berakhirnya penggunaaan frekuensi analog. Muhammadiyah tiba-tiba dihadapkan pada ladang dakwah yang begitu besarnya. Bisakah Lazismu memanfaatkan peluang ini?
Siaran TV digital resmi bersiaran di wilayah Jabodetabek dan Banten sejak Rabu, 3 November 2022, pukul 00:00:01. Jumlah stasiun TV yang bersiaran saat ini 47 stasiun. Meningkat hampir dua kali lipat dibanding sebelumnya yang ’hanya’ 25 stasiun.
Ada banyak kanal baru yang muncul dari set top box di rumah saya. Nama-nama itu sebelumnya hanya bersiaran di Youtube dan own web. Sekarang menjelma menjadi kanal TV digital, dengan status sebagai content provider.
Broadcaster dalam industri siaran TV digital adalah perusahaan yang memperoleh hak pengelolaan frekuensi digital yang disebut multiplekser.
Dari hasil pemindaian set top box, saya dapatkan nama-nama stasiun TV baru. Yang menarik bagi saya antara lain ini:
Gramedia TV
Stasiun TV ini milik Kelompok Kompas Gramedia (KKG). Isu rencana siaran Gramedia TV sudah santer sejak lama. Ternyata baru sekarang muncul. Setelah analog switch off. Gramedia melengkapi kanal KKG yang sudah eksis, yakni Kompas TV.
UG TV
Inilah satu-satunya stasiun TV digital yang dikelola lembaga pendidikan di Jakarta. Pemiliknya Universitas Gunadharma. Ada beberapa perguruan tinggi di Jakarta yang memiliki stasiun TV berstatus komunitas sebagai laboratorium praktik mahasiswa. Misalnya Binus TV. Namun dalam daftar TV digital yang bersiaran saat ini, Binus TV belum nongol.
Jawa Pos TV
Jawa Pos TV muncul sebagai stasiun TV digital baru di Jabodetabek, setelah berganti nama menjadi JPM sejak awal tahun 2021. Dalam set top box, sekarang ada JPTV dan JPM. Berarti ada dua kanal yang dioperasikan kelompok media dari Surabaya itu. Dulu saya tercatat sebagai pengurus perusahaan Jawa Pos TV sebelum berubah menjadi JPM.
Inspira TV
Inspira TV sudah lama bersiaran melalui kanal online. Seperti namanya, Inspira TV menayangkan konten-konten inspirasi. Logo Rumah Zakat muncul sebagai superimpose di pojok kanan atas sepanjang siaran.
TVMU
TVMU adalah TV milik Persyarikatan Muhammadiyah. Selama ini, TVMU hanya bersiaran melalui kanal online dan jaringan TV kabel serta TV satelit. Izin sebagai stasiun TV digital baru bisa digunakan setelah analog switch off.
Kehadiran TVMU dalam siaran TV digital ini tentu menarik. Di zona penyiaran Jabodetabek dan Banten. Dengan bersiaran di kanal digital, TVMU mendapat peluang, sekaligus tantangan baru.
Peluangnya: menjadi free to air TV station yang bisa disaksikan seluruh pemirsa di Jabodetabek dan Banten.
Dari titik multiplekser di Jakarta, Cilegon dan Malimping, siaran TV digital dilaporkan telah menjangkau 14 kabupaten dan kota dengan coverage 100 persen. Berarti tidak ada blank spot, dengan kualitas gambar yang sangat baik.
Lebih dari 30 juta penduduk bermukim di kawasan pusat perekonomian utama nasional ini. Setara dengan jumlah penduduk Malaysia. Benar-benar pasar dakwah yang menantang bagi Muhammadiyah, sekaligus potensi donatur yang sangat besar bagi Lazismu.
Namun untuk meraih simpati 30 juta penduduk itu tidak mudah. TVMU harus bersaing dengan berbagai kanal yang sama-sama bersiaran.
Dengan begitu banyaknya kanal yang beroperasi, saya melihat perubahan besar pada strategi konten sejumlah stasiun TV. TV One, misalnya, mengelola dua kanal dengan konten berbeda. TV One untuk kanal berita. Sport One untuk kanal olahraga.
O Channel, stasiun TV lokal Jakarta, tampil dengan konten khas yang benar-benar baru: bola voli. Tidak ada pertandingan resmi PBVSI yang dilewatkan.
Dulu, karena kanal terbatas, semua TV menggunakan konsep yang sama: TV umum. Semua genre konten disiarkan. Dari news, current affairs hingga entertainment.
Padahal, jumlah stasiun TV digital kemungkinan masih akan terus bertambah. Sebab seluruh multiplekser yang beroperasi di zona Jabodetabek dan Banten bisa menyiarkan 144 kanal stasiun TV.
Tidak mungkin lagi menyiarkan TV dengan konsep sebagai TV umum. Semua stasiun TV harus mereposisi dirinya masing-masing. Tanpa mau mereposisi, stasiun TV hanya akan bersaing melawan sesama stasiun TV.
Ilustrasinya sederhana. Bagi stasiun TV baru dengan modal kecil, sangat berat bila ingin mengalahkan Metro TV, Kompas TV dan TV One dalam peliputan berita. Modal sudah habis. Menang belum tentu.
Tapi kalau menjadi TV kuliner, bisa jadi dia akan unggul. Karena seng ada lawan. Model bisnisnya akan sama seperti stasiun TV berlangganan. AFC hanya menyiarkan acara kuliner. Sukses. Nickel Odeon hanya menyiarkan film animasi. Sukses.
Bagaimana dengan Lazismu? Lazismu adalah respresentasi Muhammadiyah. Sedangkan Muhammadiyah merupakan organisasi Islam yang memiliki perhatian besar terhadap keumatan, kebangsaan dan kemanusiaan universal.
Filantropi di era TV digital, Lazismu harus bisa menampilkan isu-isu strategis yang menjadi perhatian Muhammadiyah dalam bingkai filantropi Islam. Lazismu tidak boleh puas hanya karena sudah tayang sebagai berita dua menitan di TVMU.
Enam pilar filantropi Lazismu cukup untuk menjadi sumber konten yang tidak akan pernah habis. Bersiaran satu jam sehari di TVMU, mungkin tidak cukup.
Editor Sugeng Purwanto