Din Syamsuddin: PWMU.CO Tak Kalah dengan Media Nasional yang Terkenal; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah. Editor Mohammad Nurfatoni.
PWMU.CO – Prof Dr M Din Syamsuddin menilai jurnalisme di Muhammadiyah tumbuh pesat. Hal ini salah satunya terbukti dari kehadiran PWMU.CO, media di bawah naungan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur.
Prof Din, sapaannya, mengapresiasi berita-berita PWMU.CO yang sudah bagus dari sisi mengambil angle berita maupun dari cara mengombinasikan dengan berita lain sehingga menjadi satu berita yang utuh. “Pilihan diksinya bagus, sampai menjadi kalimat yang indah,” imbuhnya.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2005-2010 dan 2010-2015 itu menyatakan, “PWMU.CO tidak kalah dengan media nasional yang sudah lama dan terkenal seperti Tempo dan Kompas.”
Oleh karena itu, menurut Prof Din, gaya penulisan berita di PWMU.CO perlu dilanjutkan dan dikembangkan. “Perlu kaderisasi!” tuturnya di Ruang Rektor lantai 7 Gedung 1 Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), Kamis (10/11/2022) siang.
Meski sudah tahu bagaimana kualitas PWMU.CO, Prof Din terkejut ketika mendapat info media itu menduduki urutan kedua media online terbanyak diakses di Indonesia. Dengan catatan jika dibandingkan dengan media-media Muhammadiyah lainnya.
Berdasarkan pemeringkatan Alexa rank, begini urutannya dari peringkat teratas: Muhammadiyah.or.id (2760), PWMU.CO (7155), Ibtimes.id (9302), dan Suaramuhammadiyah.id (9872).
Kritik Rezim
Kepada PWMU.CO yang diberi kesempatan UMG untuk wawancara khusus usai Seminar Pramuktamar Ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah, Prof Din juga menceritakan, “Saya kan banyak kirim tulisan. PWMU.CO itu bagus, bisa ambil sisi-sis menarik. Cuma sesekali yang mengetik itu salah, saya minta ganti,” ujarnya.
Dia mencontohkan ketika mengirim tulisan dengan muatan kata ‘regimisasi’. “Regimisasi itu pakai g karena bahasa Inggrisnya pakai g, tapi bahasa Indonesia pakai z. Makanya saya tulis regimisasi. Pas keluar di PWMU.CO diubah jadi rezimisasi pakai z,” ungkapnya.
Guru Besar Politik Islam Global FISIP Universitas Islam Negeri Jakarta ini akhirnya menegaskan, “Yang lebih dekat pada kebenaran itu regim.”
Prof Din kemudian menceritakan, pengubahan kata juga dilakukan media online milik PP Muhammadiyah. “Saya baca beritanya rezimentasi. Begitu dicari itu lain artinya!” ungkapnya.
Dia juga sudah coba mencari di KBBI dan tidak menemukan kata regimisasi. “Itu dicari, keluar registrasi. He-he-he,” ujarnya bersambut tawa para Pimpinan UMG dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur yang juga menyimak di ruang itu.
“PP Muhammadiyah sudah bilang ke Mas Mu’ti (Sekum PP Muhammadiyah Prof Dr Abdul Mu’ti MEd) rezimentasi. Dalam rilis saya tulis regim tanpa isasi. Kata Mas Mu’ti, ya sudah kita pakai huruf italic,” imbuhnya.
Saat dikonfirmasi terpisah, Pemimpin Redaksi PWMU.CO menyatakan dirinya memang sengaja mengganti kata itu dengan merujuk KBBI daring dan Tesaurus. Media ternama lainnya juga menggunakan rezim atau rezimisasi. (*)