Tinggalkan mitos saat terjadi fenomena gerhana bulan; Liputan kontributor PWMU.CO Surabaya Syamsul Arifin Hadi.
PWMU.CO – Masjid Muhammadiyah Al Muttaqin, Gayungan, Surabaya, mengadakan shalat gerhana bulan (khusuf) bakda shalat Maghrib berjamaah, Selasa (9/11/22).
Muhammad Iqbal Rahman, diberi amanah untuk menjadi imam dan khatib. Dia merupakan dai muda potensial yang juga aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya.
Dalam khotbahnya, Iqbal mengajak para jamaah untuk beristighfar, bersedekah, dan bertaqarrub kepada Allah di malam gerhana. “Bukan percaya kepada mitos-mitos ataupun cerita yang tidak benar, sehingga membuat was-was pikiran kita,” ujarnya.
Gerhana bulan ini, lanjutnya, adalah bukti kebesaran Allah SWT. Maka hal ini sudah Allah firmankan dalam al-Quran Surat Yasin ayat 40:
لَا الشَّمْسُ يَنْۢبَغِيْ لَهَآ اَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا الَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۗوَكُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ
“Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edar (orbitnya).”
Dia juga menjelaskan bahwa terjadinya gerhana adalah ketika matahari, bulan, dan bumi berada di satu garis lurus. Ketika bulan menghalangi cahaya matahari ke bumi, maka pada saat itulah adalah gerhana matahari.
“Jika bumi menghalangi cahaya matahari sampai ke bulan, maka disebut dengan gerhana bulan. Itulah fenomena alam yang kadang terjadi,” jelasnya.
Ajak Tinggalkan Mitos
Dia lalu mengajak para jamaah untuk meninggalkan mitos-mitos ketika terjadi gerhana. “Justru hal yang harus kita lakukan adalah beristighfar, banyak mohon ampun kepada Allah, berdoa, dan selalu bertaqarrub kepada Allah SWT,” pesan dia.
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah, dan tidak akan mengalami gerhana disebabkan karena mati atau hidupnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana, maka banyaklah berdoa kepada Allah, bertakbirlah, dirikan shalat dan bersedekahlah.” (HR Bukhari)
Selain itu, kata dia, Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan bahwa ketika gerhana terjadi, hendaknya kita menghadirkan rasa takut kepada Allah. “Sebab peristiwa tersebut mengingatkan kita akan tanda tanda kejadian hari kiamat, atau karena takut azab Allah diturunkan akibat dari dosa manusia,” terangnya.
Usai khutbah, para jamaah menunggu waktu isya. Usai shalat, mereka dijamu dengan sayur lontong untuk disantap bersama.
Salah seorang Takmir Masjid Muhammadiyah Al Muttaqin Ustadz Wanto mengaku senang, ketika melihat para jamaah berkumpul dan makan bersama. “Semoga kita semua yang hadir bisa terus istikamah untuk melakukan amal shalih dan kebaikan bagi yang lain,” paparnya.
Shalat khusuf di masjid Muhammadiyah Al-Muttaqin dihadiri masyarakat sekitar, anak anak panti asuhan yatim (PAY) dan juga jamaah lain. Beberapa jamaah dari kalangan ibu-ibu bahkan berasal dari Kecamatan Wonocolo, Surabaya. (*)
Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.