PWMU.CO – Buku ‘Aku dan Aisyiyah’ ditulis Oleh 16 pegiat literasi Aisyiyah di Jawa Timur. Penggagas terbitnya buku ini, Musyrifah SAg, mengatakan, buku ini ditulis sebagai kado Muktamar Ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah di Surakarta, 19-20 November 2022.
“Selain itu tujuannya adalah para penulis ingin mengabadikan jejak langkah perjuangannya dalam berdakwah di Aisyiyah,” katanya kepada PWMU.CO, Kamis (17/11/2022)
Sekretaris Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Gresik ini menjelaskan buku setebal 237 halaman ini berisi tulisan penuh inspiratif yang ditulis oleh ibu-ibu Aisyiyah pegiat literasi dari berbagai daerah. Antara lain Gresik, Banyuwangi, Jember, dan Madura.
“Semua rekam jejak kebaikan mereka, penuh haru, syarat perjuangan dan pendidikan,” ujarnya.
Musyrifah menerangkan pesan dan nasihat yang ditulis dalam buku ini sangat menyentuh kalbu serta memberi makna keteladanan bagi generasi muda untuk melanjutkan perjuangan bersama Aisyiyah.
Sementara itu untuk memudahkan komunikasi dengan enam belas penulis ini, Musyrifah membuat WhatsApp group. “Dan semua kegiatan dilakukan secara online,’’ tutur dia.
Tidak butuh waktu lama, cukup satu bulan. “Dan akhirnya naskah semua terkumpul, tepat pada waktunya,” ungkap peraih penghargaan penulis terbaik pada buku Ada Surga di Rumah Kita ini.
Guru MI Muhammadiyah 2 Karangrejo (Mimdaka), Manyar, Gresik, Jawa Timur ini mengucapkan terima kasih dan salam hormat kepada ibu-ibu Aisyiyah hebat pegiat literasi atas waktu sejenak untuk berkarya.
“Kami bangga dan apresiasi atas ikhtiar luar biasa dalam bekerja keras dan bekerja ikhlas selama berdakwah dan jihad di Aisyiyah,’’ paparnya.
Apresiasi dari Anggota DPR RI
Anggota Jomisi X DPR RI Prof Dr Zainuddin Maliki MSi memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas terbitnya buku ini. Dia sekaligus memberikan testimoni pada karya ini. “Aisyiyah adalah teladan perempuan berkemajuan,” ujarnya sambil mengutip penggalan syair lagu mars Aisyiyah, “Wahai warga Aisyiyah sejati. Sadarlah akan kewajiban suci. Membina harkat kaum wanita. Menjadi tiang utama negara.”
Menurutnya, syair itu menggambarkan Aisyiyah sadar sepenuhnya bahwa tugas seorang wanita sangat berat. “Kita tahu banyak kesibukan seorang ibu di rumah apalagi punya aktivitas bekerja di luar rumah namun masih memikirkan umat dengan berdakwah amar makruf nahi mungkar, mengabdi pada agama dan negara melalui Aisyiyah,” tuturnya.
Zainuddin mendukung sepenuhnya kepada enam belas penulis buku Aku dan Aisyiyah ini untuk terus berkarya. “Walau di tengah kesibukannya mereka masih ingin menggerakkan jemarinya, menorehkan sejarah perjalanan dengan berkisah bersama di Aisyiyah,” kata dia.
Menurutnya, para penulis buku ini menggambarkan tingkat literasi tinggi. “Banyak pesan yang bisa diperoleh membaca buku ini,” kata penulis buku Menyuarakan Kewarasan Publik dalam Politik ini.
Tidak cukup sedikit waktu, tambahnya, namun sepanjang hayatnya ibu-ibu hebat ini ingin mengabdikan dirinya untuk persyarikatan dengan ikhlas.
“Allah Maha Tahu, siapapun yang menolong agama Allah, maka Allah akan menolongnya di dunia dan akherat,” tegasnya.
Menurut dia, buku ini bagus untuk dibaca, sebagai salah satu referensi ilmu pengetahuan. “Pengabdian dan perjuangan di Aisyiyah,” ungkapnya.
Walau tak sebanding dengan perjuangan para pahlawan, tambahnya, namun setidaknya ibu-ibu Aisyiyah telah bergerak. “Untuk mengisi dan melanjutkan perjuangan pahlawan-pahlawan persyarikatan,” paparnya.
Zainuddin mengajak Ibu-ibu Aisyiyah untuk terus menulis dan tidak lelah membaca dalam rangka membangkitkan kesadaran literasi umat dan masyarakat.
“Teruslah bergerak membangun bangsa dan menjadi tauladan perempuan berkemajuan,” ajak dia.
Berikut para penulis dan judul karyanya:
- Musyrifah (Terima Kasih, Aisyiyah)
- Triwulandari Heppyani Kurniawati (Rumah Keduaku Aisyiyah)
- Estu Rahayu (Aku dan Aisyiyah)
- Innik Hikmatin (Aku dan Aisyiyah)
- Fitriyah (Saya Terlahir untuk Aisyiyah)
- Ninik Nuryani (Bersama Aisyiyah Bahagia Dunia dan Akhirat)
- Yana Firna Aisiyah (Terbalut Kain Indah)
- Yulia Febrianti (Langkahku bersama Aisyiyah)
- Damayanti (Senangnya Beraisyiyah)
- Nur Mazidah (Aisyiyah Jalan Dakwahku)
- Zumaroh (Pengabdianku di Aisyiyah)
- Riza Agustina Wahyu Setiawati (Hidayah di Balik Ujian)
- Humaiyah (Istana Itu Bernama Aisyiyah)
- Siti Faizah Rahman (Istanaku Itu Bernama Aisyiyah)
- Sulimah (Awal Mulai Sayang Aisyiyah)
- Sumiyati (Bingkai Perjuangan dan Keikhlasan, Aku dan Aisyiyah)
Editor Mohammad Nurfatoni