Siswa TK Ini Senang Luncurkan Roket Air di SD Mugeb; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni.
PWMU.CO – Sebanyak 103 siswa TK Islam Bakti 4 mengikuti program ‘Goes to Mugeb: Fun and Happy Science Project’. Mereka dijemput dan diantar pulang menggunakan kereta kelinci di sekolah mereka yang berjarak dua kilometer dari SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb) Gresik, Jawa Timur.
Kegiatan ini berlangsung selama dua hari. Hari pertama, Rabu (30/11/2022), diikuti siswa jenjang TK A, sedangkan hari kedua, Kamis (1/12/2022), diikuti siswa jenjang TK B.
Usai turun dari kereta kelinci, beberapa ustadzah (panggilan untuk guru) menyambut mereka di pintu gerbang Barat sekolah. Mereka mengajak para siswa jalan-jalan mengitari Ekowisata SD Mugeb. Sebelum berkeliling, Master of Ceremony Sri Ayu Lestari SPd pun menanyakan, “Ada hewan apa ya di sana?” Di antara siswa ada yang menyeletuk burung hantu dan kura-kura.
Dengan berbaris dalam beberapa kelompok kecil, para siswa TK itu diajak mengenal berbagai flora dan fauna di sana. Azkya Mecca, salah satu siswa, terkesima dengan ayam mutiara di ujung Ekowisata. Gadis berkerudung merah yang dipanggil Kya itu spontan berceletuk, “Lucu banget! Gendut ayamnya!”
Tak hanya Kya, teman-teman lainnya pun terus melekatkan pandangannya ke ayam yang waktu itu sedang makan di dalam kandang. “Ada bentol-bentol putih,” celetuk lainnya.
Sambil mengenalkan nama hewan, Ilmi Zahrotin SAg, salah satu ustadzah pendamping dari SD Mugeb, mengajak mereka belajar menghitung. Usai meminta siswa menghitung dua ayam mutiara, Ilmi, sapaannya, juga meminta siswa menghitung jumlah kura-kura di kolam.
Jawaban anak-anak ternyata beragam. Ada yang mulanya menjawab 4, ada yang menjawab 7, ada pula ada yang menjawab 8 setelah menyadari ada kura-kura kecil yang berendam di dalam kolam.
Senam Otak
Keseruan mereka belum selesai. Setelah jalan-jalan di Ekowisata, para siswa diajak senam otak di Lapangan Futsal SD Mugeb. Rahmat Arianto SPd dengan lantang dan lincah memimpin senam otak kali ini.
“Angkat tangan kanan, tunjukkan jari jempol! Angkat tangan kiri, tunjukkan jari kelingking! Sekarang tukar! Kanan, kiri, kanan, kanan, kiri!” tutur pria yang akrab disapa Rahmat itu.
Senam otak itu berlanjut dengan permainan ‘naik bus kota’. “Siapa yang pernah naik bus?” Sebagian siswa angkat tangan. “Barusan naik,” celetuk salah satu siswa sambil menunjuk kereta kelinci yang terparkir di lahan barat lapangan.
“Kita akan bermain naik bus kota. Ayo, pegang pundak teman!” imbau Rahmat. Dia dan rekan-rekannya mencontohkan gerakan-gerakan sesuai aba-abanya. “Miring ke kanan, belok ke kiri, klakson, tin-tin!” tutur Rahmat.
Meski sudah berkeliling Ekowisata dan senam otak, para siswa mengaku masih semangat. Mereka kompak angkat tangan sambil berteriak, “Semangat!”
Hias Roket
Melihat antusias siswa, Rahmat langsung mengajak mereka menghias roket. “Hari ini kita akan buat roket kecil. Kalau nanti kalian sudah besar, buat roket yang besar agar bisa terbang ke luar angkasa!” ujarnya.
Dia menjelaskan, “Roket yang bisa terbang ke luar angkasa pakai bahan bakar minyak bumi. Kalau roket yang kita buat nanti pakai bahan ramah lingkungan, yaitu air.”
Saat Rahmat bertanya siapa yang sudah siap bikin roket, lagi-lagi para siswa antusias angkat tangan. Mereka lantas diajak membuat lingkaran kecil diiringi nyanyian lingkaran kecil dan besar.
Di sepuluh lingkaran kecil itulah mereka menghias roket dipandu seorang ustadzah. Kertas sukun dan kertas lipat aneka warna mereka tempelkan ke botol plastik. Kemudian, secara bergantian mereka menggambar atau menuliskan nama sesuai kreativitas mereka.
Ilmi bahagia para siswa di kelompoknya antuasias dan mau bergantian menggambar mata, mulut, hidung, atau gambar lain. “Alhamdulillah semua ikut andil,” ujarnya.
Usai menghias, sepuluh kelompok kecil itu membuat satu lingkaran besar di lapangan Ekowisata. Masing-masing sudah membawa roket air siap luncur. Satu per satu kelompok maju untuk menguji coba roket yang telah mereka hias. Ada perwakilan siswa yang membantu mengisi bahan bakar roketnya. Yakni mengalirkan selang air ke badan roket yang terbuat dari botol plastik bekas.
Usai terisi air seperenamnya, mereka bersama-sama menggenggam pipa yang terhubung ke badan roket. Para ustadzah pun menghitung mundur dari tiga. Sorakan riang langsung terdengar. Mereka tertawa sekaligus kaget karena terpercik air dari ekor roket yang meluncur sejauh 2-4 meter berselang 4 detik usai kompresor dinyalakan.
Ayra Rahma Nabila salah satunya. Dia tertawa riang sambil mengelap mukanya yang basah terkena air. “Hahaha sampai kerudung basah, baju basah, basah semua!” ujarnya. (*)