Sepak Bola Menyepak Moral oleh M Rizal Fadillah, Pemerhati Politik dan Kebangsaan
PWMU.CO– Akhirnya Jerman tersingkir di Piala Dunia Qatar 2022. Aksi tutup mulut saat kick off pertandingan melawan Jepang dicemooh.
Kampanye pro LGBT Jerman menuai hasil. Jerman kalah 1-2 oleh Jepang. Kemenangan 4-2 melawan Kosta Rika tidak menolong. Kesebelasan pro LGBT pulang kampung.
Jerman datang bukan untuk semata sepak bola tetapi sepak moral. Ya kini moralnya ambruk disepak. Jerman menjadi kesebelasan penonton.
Alasan rasionalnya pemain inti, Leroy Sane, tidak dapat bermain melawan Jepang karena cedera walaupun Thomas Muller nampak fit.
Kalah dari Jepang dan imbang dengan Spanyol adalah derita Jerman. Melawan Spanyol, Leroy Sane dipaksakan bertanding di menit ke 70.
Tahun 2018 Jerman juga tersisih akibat keok dari Korea Selatan 0-2. Hebatnya gol Korsel terjadi di ujung waktu. Kim Young Gwon pada menit 90+2 dan H. Son menit 90+6. Jerman angkat koper lebih cepat.
Kampanye LGBT Jerman di World Cup Qatar adalah keterlaluan. Tidak menghormati tuan rumah Qatar sebagai negara muslim yang melarang LGBT. Netizen menyebut Jerman terkutuk atau terkena azab. Aturan FIFA pun diprotes Jerman.
Di Indonesia juga sedang hangat berita rencana kedatangan utusan AS untuk HAM LGBTQ+ Jessica Stern yang mendapat penolakan tokoh dan ormas Islam termasuk MUI.
Lawatan untuk kampanye LGBT di tiga negara Vietnam, Filipina, dan Indonesia. Agendanya akan bertemu dengan banyak pihak.
AS khususnya negara bagian NewYork memang telah melegalkan pernikahan sejenis sejak tahun 2011 dan California tahun 2013. Sedangkan Jerman baru 2017.
Kecenderungan persentase penganut LGBTQ dari waktu ke waktu di berbagai negara semakin meningkat. Termasuk Indonesia.
Estimasi Kemenkes tahun 2012 kaum LGBT berada dikisaran angka satu juta lebih. Jawa Barat adalah provinsi terbanyak. Sementara PBB menilai jumlah 3 jutaan LGBT di Indonesia. Itu pada tahun 2011. Apalagi kini.
Dalam agama, LGBT dimurkai Allah swt. Ingat kaum Sodom di masa Nabi Luth. Begitu juga letusan Gunung Vesuvius yang melumatkan kota Pompei di Italia.
Di Indonesia yang terkenal adalah Dusun Legetang Banjarnegara Jawa Tengah. Allah hancurkan Desa Legetang oleh longsoran puncang Gunung Dieng karena penduduknya terpapar parah perilaku LGBT.
World Cup 2022 di Qatar semestinya menjadi ajang persaudaraan dan sportivitas. Sayang disusupi kampanye LGBT tingkat dunia. Dunia Islam harus bersatu melawan gerakan sosialisasi LGBT atas nama HAM tersebut.
Duta World Cup mantan Timnas Qatar, Khalid Salman, yang menyatakan LGBTQ+ menurut agama Islam adalah haram dan “merusak pikiran” diprotes habis oleh lembaga dan aktivis Human Rights Watch. Mereka menyatakan ”Itu berbahaya dan tidak bisa diterima”.
Inilah ancaman baru dunia di mana LGBT dianggap sebagai Hak Asasi Manusia (HAM) yang harus dijamin dan dilindungi.
Dunia semakin gila. Moral telah disepak-sepak.
Bandung, 3 Desember 2022
Editor Sugeng Purwanto