Heboh Bakso Lazismu oleh Drh Zainul Muslimin, Ketua Lazismu Jawa Timur.
PWMU.CO– Bakso Lazismu Jatim telah menghebohkan Muktamar Muhammadiyah di Surakarta. Semua penggembira antre ingin menikmatinya dalam rinai gerimis yang dingin.
Kehebohan berganti ke Muktamar Nasyiatul Aisyiyah di Bandung pekan lalu. Kemudian menggembirakan warga Kampung Cariu, Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur. Warga terdampak gempa bisa menikmat suguhan bakso ini.
Heboh bakso Lazismu bakal terulang di kota Ponorogo. Buka dasar di acara Musywil ke-16 Muhammadiyah Jawa Timur 24-25 Desember 2022. Disediakan 10.000 porsi di perhelatan ini.
Bakso ini adalah produk pengolahan daging kurban untuk program ketahanan pangan nasional yang dicanangkan PP Muhammadiyah. Sama dengan produk Rendangmu dan Kornetmu dalam kemasan kaleng.
Produk ini memenuhi kesediaan pangan untuk korban bencana, anak-anak panti asuhan, fakir miskin, dan acara dakwah Muhammadiyah lainnya. Makanan ini siap saji dan menambah gizi.
Inilah manfaat berkurban lewat Lazismu Jatim. Hewan-hewan kurban disembelih di Rumah Potong Hewan yang higienis dan memenuhi syariah.
Dagingnya kemudian disimpan dalam cold storage yang bisa tahan selama setahun. Namun belum setahun, daging itu sudah habis dibagikan kepada umat dalam bentuk olahan.
Sebagian daging diolah menjadi Rendangmu dan Kornetmu. Sisanya diolah menjadi bakso yang menghabiskan 700 Kg. Bakso inilah yang sekarang menjadi fenomenal karena menggembirakan banyak orang di event besar.
Menyimpan daging beku di cold storage ini biayanya murah. Beban ongkos simpan hanya Rp 7.500 per Kg selama sepuluh bulan.
Jika sewaktu-waktu dibutuhkan bisa dimanfaatkan dan diolah. Seperti dijadikan bakso itu. Biaya gilingnya hingga menjadi pentol bakso dan bumbunya Rp 15 juta untuk 700 Kg.
Filosofi Bakso
Kehadiran bakso Lazismu di tiga event yang sudah berlangsung itu ada filosofi yang bisa dipetik.
Pertama, titipan kurban dan infak dari donatur ke Lazismu ditangani hati-hati berpegang pada kaidah syariah, efektif, efisien yang jangkauannya luas dan waktunya panjang. Tidak langsung habis seperti ditangani secara konvensional.
Kedua, memberi kebahagiaan orang. Layanan bakso per orang butuh waktu dua detik. Satu porsi berisi 5-6 pentol bakso. Waktu membagikan bakso di Stadion Manahan Solo sebanyak 15.000 pentol dalam 10 panci. Satu panci dilayani dua orang. Dalam waktu tiga jam habis.
Begitu juga saat Muktamar Nasyiatul Aisyiyah di Bandung sebanyak 4.000 bakso ludes dalam waktu dua jam.
Sedangkan di pengungsian gempa Kampung Cariu, Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Lazismu Jatim menyiapkan 2.200 bakso.
Ketiga, bakso disajikan hangat. Maka layanan bakso ikut menebar kehangatan silaturahim dan suasana untuk semua orang. Yang semula tidak kenal jadi saling mengenal.
Keempat, bakso yang rasanya gurih dan sedap itu memberikan kenikmatan. Tidak memberikan kepahitan dan kemasaman dalam hidup ini.
Editor Sugeng Purwanto