Ternyata Ada Tangisan di Balik Panggung Muktamar Nasyiah; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni.
PWMU.CO – Pembukaan Muktamar Ke-14 Nasyiatul Aisyiyah ditutup dengan tampilan meriah dari Sang Surya Junior Corp Marching Band, Sabtu (3/12/2022) pagi. Tepuk tangan peserta pun bergemuruh di dalam Gedung Budaya Sabilulungan Bandung.
Selama 8 menit, para siswa kelas II-VI SD Muhammadiyah 7 Bandung menyuguhkan tiga lagu yakni Mars Muhammadiyah, Bangun Pemuda Pemudi, dan Marilah Kemari. Alhasil, usai tampil memukau pada pukul 10.23 WIB, para siswa itu tak kuasa menahan tangisnya selama berjalan ke belakang panggung.
Mereka berjalan sambil mengusap air matanya. Ada yang saling berpelukan sambil menepuk pundak. Yang pasti, di antara tangis itu ada senyuman bangga yang tergambar di wajah mereka. Terlebih, para orangtua sekaligus ofisial (manajer tim) berbaju abu-abu kombinasi kuning sudah bersiap menyambut mereka di balik panggung. Ini sebagaimana mereka juga memotivasi siswa hendak naik ke panggung utama.
Berbagai penguatan dari para bunda terdengar bersahutan, “Bagus banget, loh! Tadi Bunda lihat dari sini, wah mantap! Hebat!”
Di tengah suasana itu, ada pula seorang bunda yang tak henti-hentinya mengatupkan kedua tangan di dadanya sambil mencari-cari anaknya di antara kerumunan itu. Tutik namanya. Dialah mama dari Suraina, siswa kelas II yang memegang pianika karena terinspirasi sang kakak. Dia ikut deg-degan. Sebab, ini pertama kali anaknya tampil. “Alhamdulillah bangga,” ujar Tutik.
Tangisan Tak Berhenti
Begitu pula dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan Dian Nursyamsiyah SAg. Dia langsung bersiap tos dengan setiap siswanya di dekat pintu keluar. Berbagai kata apresiasi terlontar darinya.
Dian, sapaannya, memahami penyebab pecah tangisan para siswanya tak juga berhenti. “Anak-anak terharu karena baru tampil lagi setelah pandemi lama dua tahun,” terangnya. Sesekali dia menepuk pundak siswanya dengan bangga.
Kata Dian, sebenarnya persiapan penampilan itu bersamaan dengan persiapan untuk lomba Desember dan Februari nanti. “Lalu diminta NA, hayuk siap, sekaligus juga! Kita banyak latihan, banyak juga yang baru ikut gabung. Alhamdulillah anak-anak semangat. Latihan terus tiap hari selama 3-4 bulan, dari akhir Agustus,” jelas dia.
Dian sangat bersyukur sekolahnya ditunjuk memberi persembahan penutup di momentum lima tahun sekali itu. “Memang sebelumnya kita berprestasi. Terakhir juara Piala Presiden di Cibinong. Makanya kerinduannya luar biasa,” imbuhnya.
Menurutnya, kesuksesan tampilan anak-anak itu juga berkat dukungan ofisial yang merupakan para orangtua. “Karena marching band biayanya lumayan. Jadi kami hanya menyediakan tiga pelatih itu yang dihandle sekolah,” ungkapnya.
Kemudian dia berharap, mudah-mudahan semangatnya bisa menular ke yang lain. (*)