Mengenal VAR si Asisten Virtual Wasit Piala Dunia Qatar; Oleh Zaki Abdul Wahid, Guru IT SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik.
PWMU.CO – Masih ingat tendangan kontroversial Kaoru Mitoma—pemain bola Jepang—saat melawan Spanyol di babak penyisihan Piala Dunia Qatar 2022? Gara-gara crossing dan sontekan pemain bernomor punggung 9 itu, Jepang unggul 2-1. Gol kedua dilesakkan Ao Tanaka dari sontelan Kaoru itu, Jumat (2/11/2022). Kemenangan Jepang ini membuat Jerman harus hengkang dari Qatar lebih awal.
Sempat menjadi perdebatan karena bola di kira sudah keluar dari arena lapangan. Namun dengan menggunakan teknologi VAR (video assistant feferee alias video asisten wasit), wasit Victor Gomes asal Afrika Selatan menyatakan bola belum keluar sepenuhnya. Itu mengacu pada kaedah Asosiasi International Sepak Bola (IFAB) yang mengatakan bola dianggap keluar jika keseluruhan bola telah melewati garis lapangan baik di tanah atau di udara.
Dengan kasat mata penonton akan menduga bahwa bola sudah keluar. Tapi apa jadinya ketika bola official piala dunia Rihla tersemat teknologi di dalamnya?
Dilansir dari laman resmi Adidas, perusahaan produksi berbagai kebutuhan olahraga asal Jerman ini mengeluarkan bola edisi Piala Dunia Qatar 2022 yang diberi nama Rihla.
Di dalam setiap bolanya tersemat teknologi yang canggih dibalut dengan kehebatan artificial intelligence (AI, kecerdasan buatan). Teknologi itu oleh Adidas diberi nama Adidas Suspension System.
Ada sensor yang dapat mengirim pergerakan bola ke wasit melalui bantuan VAR. Teknologi ini semacam bola kecil berupa sensor yang diletakkan di tengah di dalam setiap bola, ditopang dengan suspensi (penyerap getaran) yang kuat dan akurat.
Teknologi ini tentunya tidak mengganggu pemain, namun pengiriman data dengan sensor yang ada pada bola sangat membantu wasit. Data pergerakannya mencengangkan, mampu mengirim 500 data per detiknya. Detail dan akurat.
Rihla—yang konon buatan Indonesia tapi kemudian diklarifikasi oleh FIFA bahwa pembuatannya di Pakistan—tentu membutuhkan daya untuk menjalankan dan memfungsikan sensor. Maka sebelum pertandingan dimulai setiap bola yang akan digunakan di-charge terlebih dahulu layaknya handphone atau dengan menggunakan teknologi kinestetis atau induksi dalam menambah dayanya.
Ada berbagai teknologi yang diterapkan FIFA pada Piala Dunia Qatar 2022 ini. Selain teknologi bola Rihla ada teknologi lain yaitu teknologi offside semi-otomatis, di mana pemain yang dalam posisi offside akan diketahui secara detail.
Teknologi offside semi-otomatis menggunakan dua belas kamera khusus diletakkan dicbawah atap stadion yang merekam 29 titik tungkai atau kaki pemain dan mengirim data bersamaan dengan data sensor bola dan mengubah data-data tesebut ke dalam bentuk tiga dimensi ke petugas VAR. Sehingga ketika terjadi offside tim VAR harus mengirim keputusannya ke wasit secara gegas agar diteruskan oleh wasit di lapangan. (*)
Penulis Zaki Abdul Wahid, dari berbagai sumber. Editor Mohammad Nurfatoni