Tiga Tipe Orang Muhammadiyah, Nomor 3 Hidupnya Berkah; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah. Editor Mohammad Nurfatoni.
PWMU.CO – Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Dr dr Sukadiono MM menyampaikan closing remark dalam Rembuk Pendidikan Muhammadiyah Majelis Dikdasmen PWM Jawa Timur, Kamis (15/12/22) sore.
Suko–sapaan akrabnya–mengungkap, “Motivasi orang bermuhammadiyah itu bermacam-macam. Ada tiga jenis orang bermuhammadiyah.”
Yakni secara biogenetis, sosiogenetis, dan teogenetis. Suko menyampaikan hal ini karena mereka yang hadir di Aula Mas Mansyur lantai 6 SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya itu ialah sosok-sosok yang memgemban amanat di amal usaha Muhammadiyah (AUM). “Supaya kita bisa melakukan introspeksi kita termasuk jenis yang mana,” tuturnya.
Pertama, biogenetis. Golongan ini, kata Suko, hanya menjadikan AUM sebagai sumber untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan. “Tanpa mau berkontribusi maksimal terhadap AUM di mana dia berada. Kadang kita hanya Muhammadiyah kalau sedang di AUM. Kalau tidak di AUM, Muhammadiyahnya lupa,” terangnya.
Kedua, sosiogenetis. “Yaitu menjadikan AUM sebagai batu loncatan. Misal sudah lama bekerja di AUM. Tapi dengan imimg-iming kemapanan yang lebih tinggi maka kita tinggalkan AUM untuk sesuatu yang lebih besar,” jelas Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya itu.
Padahal, menurutnya, banyak keberkahan yang bisa didapatkan dengan menjadi golongan yang ketiga, yakni secara teogenetis. “Dengan lillahita’ala. Mereka mengabdi di Muhammadiyah secara totalitas. Mereka sumbangkan tenaga, pikiran, dan waktu untuk membesarkan persyarikatan AUM,” ungkapnya.
Suko menegaskan, “Kalau kita betul-betul bermuhammadiyah secara teogenetis, akan banyak keberkahan yang kita dapat!”
Dia lantas menukil at-Thalaq ayat 4, “Wa man yataqillaha yaj al lahu min amrihi yusran.”
Artinya, “Dan barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.”
Bermuhammadiyah menurutnya berarti sedang meningkatkan diri menjadi orang yang bertakwa. “Orang inilah yang banyak mendapat kemudahan, diberi jalan keluar dari kesulitan,” terangnya.
Maka, dr Suko mengajak mereka lakukan introspeksi kepada diri masing-masing. Dia bertanya, “Mungkin kita sudah lama bekerja di AUM tapi motivasi yang kita miliki selama ini apakah biogenetis, sosiogenetis, atau teogenetis?”
Akhirnya, dengan mengucap hamdalah, Suko menyatakan secara resmi Rembuk Pendidikan Muhammadiyah itu ditutup. (*)