Tuhan Itu Berpihak oleh Abu Nasir, Ketua PDM Kota Pasuruan.
PWMU.CO– Wajah teduh Buya Syafi’i Ma’arif menghias poster besar di tembok Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta. Poster ini mengapit poster KH Ahmad Dahlan di tengah. Di sebelahnya lagi ada poster Haedar Nashir.
Poster Buya Syafi’i memuat kutipan pemikirannya. Bunyinya:
”Al -Qur an memberi optimisme. Tuhan tidak netral sepanjang sejarah. Ada intervensi Tuhan kepada kelompok tertentu. Tuhan berpihak kepada orang-orang yang mau bekerja keras dan berusaha. Kalau tidak belajar, Tuhan diam, tidak berpihak”.
Kutipan diakhiri dengan surat ar-Ra’du ayat 11
اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ وَاِذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗ ۚوَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ
Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Jika Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tidak ada yang bisa menolak dan mereka tidak mendapatkan pertolongan selainNya.
Buya Syafi’i menjabat Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 1998-2005. Dikenal tokoh pluralis dan humanis. Aksesnya luas. Pergaulannya melintas batas. Menjangkau ke seluruh komponen anak bangsa tanpa memandang agama suku dan ras. Kritiknya tajam dan lugas. Tidak peduli lawan, teman, dan sahabat. Kadang orang bingung menilai sosoknya.
Pernah menjadi Presiden World Conference on Religion for Peace ( WCRP ). Tokoh ini wafat tanggal 27 Mei 2022 lalu dalam usia 86 tahun. Saat masih menjabat anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Bangsa (BPIP ).
Kaum Pesismistis
Pesimisme adalah jalan menuju kebahagiaan, kata Arthur Schopenhouer. Filosof nyentrik ini mengatakan, kebahagiaan justru didapat ketika seseorang tidak memiliki keingingan apa-apa. ”Keinginan hanya berujung kepada dua hal. Rasa bosan terhadap sesuatu yang telah diperoleh atau derita apabila gagal. Selebihnya adalah kesia siaan.”
American Psychological Association mengidentifikasi orang-orang pesimistis melihat segala sesuatu dalam pandangan buruk. Berpikir negatif satu satunya hal yang secara realistik bisa diharapkan. Mereka tidak punya spirit perubahan karena segala daya upaya hanya akan berakhir pada kegagalan.
Para penganut pesimisme Schopenhouer mengelola kehendak diri dalam keputusasaan. Tentu saja pandangan ini berbanding terbalik dengan Islam. Berulang kali al-Quran menyeru orang -orang beriman agar menjauhi sikap pesimistis.
” … Janganlah kamu berputus asa darj rahmat Allah…” (Az-Zumar: 53)
Berbeda dengan kaum pesimis, kaum optimistis memiliki keyakinan kuat terhadap perubahan yang lebih baik. Seperti kata Goleman ,” Optimisme mengusung harapan kuat terhadap segala sesuatu dalam kehidupan yang akan teratasi dengan baik meskipun di saat sama ditimpa masalah dan frustasi.”
”Perubahan menuju ke arah kebaikan hanya dimiliki oleh orang-orang yang optimis,” kata Lopez dan Snyder.
Lima belas abad lampau al-Qur an telah membimbing nabinya agar selalu yakin sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. (Al-Insyirah: 4-5)
Ketika Tuhan memberikan pilihan antara prasangka buruk dan baik, kaum beriman akan memilih prasangka baik karena hal itu akan membawa perubahan ke arah yang baik. Kepada merekalah Tuhan berpihak.
Tumbangnya Para Diktator
Pesan yang tertuang dalam quote Buya Syafi’i mengindikasikan kuat keberpihakan Allah kepada kelompok yang memiliki kehendak kuat untuk berubah melalui kerja keras. Sebaliknya Allah tidak berpihak kepada mereka yang diam dan tenggelam dalam kemapanan.
Sejarah mengajarkan penguasa zalim, diktator sekuat apapun bisa tumbang. Harus ada satu orang yang memulai menyuarakan. Terus memainkan emosi massa untuk mendukungnya. Lalu memobilisasi massa untuk menggulingkan.
Uni Sovyet runtuh oleh gerakan perubahan glasnost dan perestroika Mikhail Gorbachev tahun 1991. Gerakan people power Filipina tahun 1986 menggulingkan kekuasaan diktator Ferdinand Marcos.
Kekuasaan Soeharto yang kuat di masa Orde Baru selama 32 tahun tumbang oleh gerakan Reformasi yang dipicu pernyataan HM Amien Rais yang terus menggelinding mendapat dukungan.
Semua perubahan itu ada intervensi Tuhan. Sesuai surat ar-Ra’du : 11 itu.
Perubahan Muhammadiyah
Ketua Muhammadiyah Jawa Timur Dr Saad Ibrahim mengatakan, kemajuan yang dicapai Persyarikatan Muhammadiyah ini berkat campur tangan Tuhan.
Muhammadiyah bisa berkelit melewati politik asas tunggal Pancasila karena Tuhan menolong lewat diplomasi Pak AR Fachrudin dengan ibarat lewat jalur helm.
Ketua PP Muhamamdiyah Amien Rais menggaungkan suksesi kepemimpinan nasional sehingga muncul Gerakan Reformasi yang mengubah negeri ini. Meskipun membawa Muhammadiyah terseret arus politik.
Tuhan intervensi lagi lewat Buya Syafi’i Maarif untuk mengembalikan Muhammadiyah ke jati diri sebagai gerakan sosial keagamaan, keilmuan, dan peradaban diteruskan hingga sekarang.
Editor Sugeng Purwanto