Ketua PWM Jatim, Kiai atau Profesor? oleh Fathurrahim Syuhadi, Wakil Ketua Kwartir Wilayah HW Jawa Timur.
PWMU.CO– Siapakah bakal terpilih sebagai Ketua PWM Jatim pada Musywil 16 di Ponororgo, kiai atau profesor?
Selama ini tradisi yang menjadi ketua terpilih Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur adalah kiai atau profesor.
Apakah masih berlaku pada Musyawarah Wilayah Muhammadiyah ke 16 di Ponorogo, 24-25 Desember 2022, ini tradisi yang menjabat sebagai ketua itu seorang kiai atau profesor
Sederetan nama yang pernah menjadi Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur berpredikat kiai yakni KH M Anwar Zain periode 1978-1989, KH Abdurrahim Nur periode 1990-2000, dan KH Saad Ibrahim periode 2015-2020.
Sedangkan deretan nama Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur yang berpredikat profesor adalah Prof Dr H Fasichul Lisan Apt (2000-2005), Prof Dr H Syafiq A Mughni MA (2005-2010) dan Prof Dr H Thohir Luth MA (2010-2015).
Selanjutnya kita tengok 64 bursa calon Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur pada Musywil ke 16 di Ponorogo yang akan mendapat tiket menjadi ketua dengan latar belang kiai dan profesor sebagai berikut :
Ada delapan calon yang menyandang profesor yang akan dipilih musyawirin yakni : Prof Dr A Dzo’ul Milal, Prof Dr Biyanto, Prof Dr Isa Anshori, Prof Dr M Sasmito Djati, Prof Dr Syamsul Arifin, Prof Dr Thohir Luth, Prof Dr Tobroni dan Prof Ulil Bahruddin.
Sementara itu yang dikenal dengan sebutan kiai di kalangannya mendapat sebutan kiai seperti KH Abu Nasir dari Pasuruan, KH Ahmad Munir dari Ponorogo, KH Nurbani Yusuf dari Kota Batu, KH Syamsudin dari Surabaya, KH Zainuddin MZ dari Sidoarjo, KH Kusno dari Jember.
Dari data tersebut, siapakah yang bakal mendapat tiket sebagai ketua yang berlatar kiai atau profesor. Tentu sangat bergantung kepada para pemilih yaitu anggota Musyawarah Wilayah terdiri utusan PWM, PDM, PCM, dan Ortom.
Kiai merupakan sebutan tradisi terhadap orang yang menguasai kitab kuning, fasih Bahasa Arab, memimpin pondok pesantren, dan imam masjid. Di kalangan Muhammadiyah sebutan ini juga dinisbahkan kepada orang-orang tertentu yang benar-benar dipandang menguasai kriteria di atas.
Tapi belakangan menjadi panggilan hampir untuk semua ketua PDM, PCM, dan PRM. Juga ketua panti dan majelis-lembaga. Sehingga nilai kiai jadi turun.
Sementara jabatan profesor sangat lazim di Muhammadiyah. Sebab para pimpinan kebanyakan dari akademisi. Di antara para profesor itu ada juga yang memenuhi kriteria kiai.
Pengalaman hasil Musywil, pimpinan yang terpilih biasanya yang populer dan dikenal oleh anggota Musywil. Popularitas sangat menentukan. Mereka yang sering mengisi pengajian, pengaderan, meresmikan amal usaha ke daerah berpeluang besar. Perilaku pemilih itu memilih orang yang dikenalnya.
Tinggal memperhatikan saja, siapa calon pimpinan yang sering mengisi pengajian ke daerah dan populer, berpeluang besar terpilih. Setelah masuk 13 anggota PWM mereka rapat memilih orang yang paling disegani menjadi ketua.
Selamat bermusyawarah.
Editor Sugeng Purwanto