Pergeseran Muhammadiyah Jawa Timur oleh Agus Purwanto DSc, Guru Besar ITS, Majelis Tarjih dan Tajdid PWM Jatim.
PWMU.CO– Alhamdulillah, Musyawarah Wilayah ke-16 Muhammadiyah Jawa Timur berlangsung semarak dan sukses. Pembukaannya menyaingi pembukaan muktamar.
Andai melibatkan artis asli Muhammadiyah, Tiara Andini alumni SMAM 3 Jember, Musywil Jatim melampaui muktamar Solo.
Apapun itu, Musywil yang berlangsung selama dua hari 24-25 Desember 2022 di Kota Reog Ponorogo telah selesai dan menghasilkan beberapa keputusan. Salah satu hasil utama adalah formatur 13 dan ketuanya. Nah, ada sedikit catatan untuk formatur ini.
Kesinambungan
Pertama dan utama secara pribadi saya wajib sampaikan selamat kepada 64 calon umumnya dan 13 formatur khususnya. Mereka telah mewakili saya yang belum sempat dan belum berani mengembalikan formulir kesediaan.
Formatur terdiri dari 7 petahana dan 6 wajah baru. Kesinambungan hubungan PWM dan PDM serta programnya akan terjaga. Enam wajah baru terdiri 2 dari organ PWM, 1 Ortom, dan 3 dari PDM (Blitar, Jombang, dan Malang).
Musyawirin cukup paham sehingga tidak ada calon yang jauh dan berpotensi sulit bertemu langsung saat rapat belum diberi kesempatan.
Semoga Bapak Hidayatur Rahman yang rumahnya paling jauh bisa mengikuti rapat rutin PWM di Kantor Kertomenanggal Surabaya dengan baik dan istiqamah.
Pergeseran
Hasil paling menarik tentu terpilihnya Rektor UM Surabaya tiga periode Dr dr Sukadiono MM sebagai Ketua PWM Jatim 2022-2027.
Pertama, Sukadiono menjadi nama Jawa pertama yang menjadi Ketua PWM Jatim. Ketua PWM sebelumnya nama-nama Arab yaitu Abdul Hadi, M Saleh Ibrahim, Anwar Zein, Abdurrahim Nur, Fasichul Lisan, Syafiq Mughni, Thohir Luth, Sa’ad Ibrahim.
Kedua, popularitas masih menjadi faktor utama keterpilihan calon.
Ketiga dan paling serius, hasil ini mewakili keadaan pikiran dan psikologi musyawirin. Dr Sukadiono mewakili kelompok manajer di jajaran PWM.
Hasil pilihan ini menyatakan bahwa musyawirin merasa yang dibutuhkan oleh Muhammadiyah Jawa Timur bukan ulama fakih tetapi manajer yang mampu menyelesaikan masalah-masalah amal usaha Muhammadiyah seperti kasus papan roboh di Banyuwangi.
Dengan kata lain, persepsi dan pandangan orang Muhammadiyah Jawa Timur tentang Muhammadiyah sedang mengalami pergeseran. Muhammadiyah bukan lagi dipandang sebagai gerakan pembaharuan pemikiran Islam yang harus dipimpin seorang ulama fakih dan karismatik.
Muhammadiyah lebih dipandang sebagai perusahaan yang seharusnya dipimpin oleh seorang manajer andal.
Persepsi ini didukung oleh foto yang dipilih dalam flyer ucapan selamat atas terpilihnya Dr dr Sukadiono MM sebagai Ketua PWM Jatim 2022-2027. Foto yang dipilih mengenakan jas lengkap dengan dasi, tangan bersedekap dan menoleh ke samping sambil tersenyum lebar, dan yang mencolok adalah tidak berkopiah. Apalagi bersurban. Ekspresi umum CEO top company.
Saat pembukaan Musywil beliau awalnya tidak berkopiah tetapi tidak lama kemudian ada yang mengirimi kopiah. Saya yang duduk di sebelahnya di baris kedua dibisiki bahwa beliau tadi dibisiki mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Din Syamsuddin supaya berkopiah. Aya-aya wae.
Apa pun itu, formatur dan Ketua PWM telah terpilih. Selanjutnya menyusun formasi lengkap dan segera bekerja kembali menuntaskan AUM yang perlu diselesaikan untuk memajukan Jawa Timur sesuai jargon Musywil. Membumikan Islam berkemajuan memajukan Jawa Timur. Fastabiqul khairat.
Editor Sugeng Purwanto