Di Balik Meriahnya Musywil, Ada Siswa Hafidh Quran dan Berkebutuhan Khusus; Liputan kontributor PWMU.CO Sayyidah Nuriyah. Editor Mohammad Nurfatoni.
PWMU.CO – MNHX Symphony Orkestra SMA Muhammadiyah X Surabaya (SMAM X) menyemarakkan pembukaan Musywil Ke-16 Muhammadiyah Jatim di Alun-alun Ponorogo, Sabtu (24/12/2022) pagi.
Tim yang kompak berseragam merah putih ini tampil dua kali dengan membawakan tiga lagu. Di penampilan pertama, bertajuk ‘Musik Kebanggaan Karya Lokal, mereka membawakan lagu Jawa bergenre kidung berjudul Asmoro Wedo selama lima menit. Penampilan pertama itu dimulai tepat setelah penyambutan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir MSi oleh Reog 16 Dadak Merak.
Pada penampilan selanjutnya, bertajuk Memperbaiki Hubungan dengan Allah, ada duet spesial siswi berkebutuhan khusus netra menyanyikan lagu Allah Allah Aghisna medley Lilin-Lilin Kecil. Ialah siswi kelas X Fariza Naura Shaafy yang akrab disapa Naura berduet dengan siswa kelas XI Muhammad Hilbram alias Ibam.
Paduan suara apik keduanya berulang kali mengundang tepuk tangan meriah hadirin. Termasuk Gubernur Jawa Timur Dra Khofifah Indar Parawansa MSos yang duduk di kursi terdepan, sesekali ikut menyanyi Lilin-Lilin Kecil saat Naura dan Ibam menyanyi.
Suara merdu hafidh Quran 6 juz itu sukses menarik Khofifah ikut bernyanyi dari kursinya. Sementara tokoh lainnya seperti Ketua Umum PP Muhammadiyah 2005-2015 Prof M Din Syamsuddin MA PhD, Kemenko PMK Prof Muhadjir Effendy MAP, dan Wakil Gubernur Jatim Dr Emil Dardak BBus MSc ikut bertepuk tangan sesuai alunan melodinya.
Penampilan Ibam juga spesial. Siswa kelas XI yang pernah pernah mendapat undangan beasiswa musik ke Liverpool, Inggris, dan merilis dua single dalam dua tahun terakhir ini juga berhasil menyanyi sambil memainkan keyboard.
Penampilan mereka kian sempurna dengan iringan drum elektrik yang dimainkan Briantara. Siapa sangka, siswa berkebutuhan khusus netra yang biasa dipanggil Brian ini sehari-harinya menjadi guru mengaji anak SMP yang berkebutuhan khusus serupa.
Tentu penampilan ketiganya juga semakin memukau karena tampil bersama 24 siswa reguler yang memainkan alat musik tiup maupun gesek. Salah satunya siswa kelas XI Rizkyka Rahma Nur Alia yang memegang cello. Menurut gadis yang tertarik mencoba main cello sejak setahun lalu itu, hal menantang selama latihan ialah mempelajari lagu baru dalam waktu dua pekan. “Karena baru, jadi otomatis belajar dari awal,” terangnya.
Penampilan mereka semakin indah ketika menjelang maupun usai tampil, mereka saling bergantian membantu menuntun teman-temannya yang tidak bisa melihat. Pemandangan ini juga tampak selama mereka berada di balik panggung.
Kepada PWMU.CO, Penanggung jawab tampilan dan latihan Alif Lestari MPd mengungkap, melibatkan siswa berkebutuhan khusus dengan kemampuan unggul tak jadi hambatan. Meski mereka memerlukan pendamping, siswa reguler di sana sudah paham dan peduli untuk membantu.
“Tanpa ada guru, mereka (yang bisa melihat) mau mendampingi temannya yang berkebutuhan khusus. Jadi ada pendamping sebaya,” terang Alif.
Alif juga menerangkan, suksesnya penampilan mereka berkat bimbingan dua pelatih andal. Ialah Luluk Ghozali dan Sofi Ali. “Pak Luluk pernah tiga tahun di Belanda untuk pertukaran seni, main, dan belajar orkestra. Beliau sering mengisi jazz di Jawa Timur. Beliau yang memprakarsai Jazz Bromo. Kalau Pak Sofi khusus melatih alat musik tiup. Beliau pernah mengajar di Pasadena, California,” terangnya. (*)