PWMU.CO– Gedung Kemanusiaan Lazismu Bojonegoro mulai dibangun, Rabu (21/12/2022).
Peletakkan batu pertama dilakukan drh Zainul Muslimin, Ketua Lazismu Jawa Timur bersama Ketua Lazismu Bojonegoro, dan Ketua PDM Bojonegoro Suwito MSi.
Lokasinya di atas tanah wakaf seluas 25 x 10 meter di Gang Anggrek Dusun Plosolanang Desa Campurejo. Gedung Kemanusiaan Lazismu Bojonegoro ini jadi gedung kedua setelah di Buduran Sidoarjo milik Lazismu Jatim.
Dalam sambutannya, Ketua PDM Bojonegoro, Suwito MSi, mengingatkan untuk mengelola amanah umat dengan sebaik mungkin. Zakat infak sedekah yang dititipkan pada Lazismu harus disampaikan kepada yang berhak dengan tanggung jawab dan pelaporan yang transparan.
Drh Zainul Muslimin menyampaikan apresiasi terhadap Lazismu Bojonegoro yang telah bergerak cepat membangun Gedung Kemanusiaan kedua di Indonesia sebagai wujud program Lazismu Pusat.
”Gedung ini bukan gedung umat, namun kemanusiaan maka jika ada bencana segera digunakan untuk stok bahan pangan dengan cepat. Nanti bukan kebanggaan pada gedungnya, namun kebermanfaatannya sejauh mana,” ujarnya.
Ketika sedang menolong saudara yang kesulitan, kata dia, maka bersamaan itu pula kita sedang memastikan diri pertolongan Allah datang pada kita.
”Kita hadir sebagai pembantu persyarikatan, maka sehebat apapun kita dan peran kita di masyarakat semata-mata karena kepercayaan pimpinan persyarikatan yang baik pada kita,” ujarnya.
Menurut dia, kita yang diberi kepercayaan penuh harus berhati-hati dalam mengelola amanah umat dengan memegang teguh kaidah efisiensi dan efektivitas.
”DNA al-Maun ini harus teruji dengan berbagi kebermanfaatan di daerah-daerah di luar Jatim yang kondisinya masih kurang baik. Mengapa saya bilang Lazismu harus ke Mamuju, NTT, NTB, Kalimantan Selatan, hingga Medan karena kita sudah cukup baik maka harus berbagi dengan yang lain. Kita semua mendapatkan ujian atau cobaan masing-masing, saat kita menolong saudara yang lemah, maka saya mewajibkan Allah untuk hadir menolong saya,” katanya.
Gedung Kemanusiaan ini, sambung dia, mempercepat aksi layanan kemanusiaan kepada masyarakat Bojonegoro dan sekitarnya. Karena ini Gedung Kemanusiaan, maka layanan lintas suku dan agama.
”Sebagaimana KH Ahmad Dahlan membentuk PKU bukan Penolong Kesengsaraan Umat, namun Penolong Kesengsaraan Umum,” tandasnya.
Penulis Cebeng Alhudayatul Ustadza Editor Sugeng Purwanto