PWMU.CO – Meski jumlah peserta Sekolah Macapat gaya Gresikan asal Gresik sendiri masih sedikit, namun justru peminat dari luar Gresik yang bertambah banyak. Kali ini puluhan mahasiswa dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang berbondong-bondong mengikuti kegiatan yang digelar rutin oleh Lembaga Seni Budaya dan Olah Raga (LSBO) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik, Rabu (22/3) malam.
Berita terkait: Belajar Tembang Pucung di Sekolah Macapat Gresikan, Ikhtiar Dakwah Kultural Muhammadiyah)
“Kami ingin tahu dan belajar bagaimana sih mengembangkan macapatan versi gresikan ini,” ujar Ariska Hariyani (22) salah satu mahasiswi yang mengikuti sekolah mocopat di pertemuan kedua ini. Menurut mahasiswi jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah ini, macapat versi Gresikan memiliki kekhasan tersendiri. “Nada centoknya unik, berbeda dengan macapat dari Surakarta atau Yogya,” kata mahasiswi asal Tuban ini.
Hal senada disampaikan Cucuk Puji Raharjo (23) yang juga dari Unesa Surabaya. “Bahkan menurut saya, (Sekolah Macapatan, Red) ini perlu dilanjutkan untuk diajarkan di sekolah tingkat SD, SMP, dan SMA,” katanya.
Menanggapi masih rendahnya partisipasi peserta asal Gresik, Ketua LSBO Sri Wahyuni berharap agar ke depannya bisa lebih banyak generasi muda Gresik yang tergerak belajar macapatan. “Semoga dengan kedatangan mahasiswa Unesa, yang dari Gresik tertarik untuk ikut. Dan ke depannya saya membayangkan bisa menyelenggarakan pementasan untuk lebih memperluas macapatan ini,” ujar seniman senior yang lebih dikenal dengan nama Ibu Uyun ini.
Sekolah macapat ini digelar rutin tiap hari Rabu malam pukul 18.30 sampai 21.00 WIB bertempat di Gedung Dakwah Muhammadiyah Gresik. Sebagai pengajar adalah Mat Kauli, seniman senior macapatan Gresik. (Faizin)