Kekuatan Jurnalisme Warga; Oleh M. Anwar Djaelani, aktif menulis artikel sejak 1996 dan penulis sepuluh buku inspiratif.
PWMU.CO – Dunia terus bergerak. Ilmu pengetahuan dan teknologi konsisten berkembang. Kita harus menyesuaikan diri dengan keadaan itu. Malah, untuk hal-hal yang baik, kita harus bisa memanfaatkan semua perkembangan yang ada.
Di antara perkembangan yang tergolong pesat ada pada bidang teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini, membawa pengaruh positif di bidang jurnalistik.
Kehadiran media online, misalnya, adalah salah satu contoh. Media ini tersaji secara online di situs web (website) internet. Sekaitan dengan ini, muncullah apa yang disebut sebagai jurnalistik online.
“Kini, berkat jurnalistik online, setiap orang bisa menjadi wartawan yang dikenal dengan konsep citizen jurnalism atau jurnalisme warga,” kata Asep Syamsul M. Romli (2020, 25). Apa itu jurnalisme warga?
Jurnalisme warga, adalah praktik jurnalistik yang dilakukan oleh orang biasa, bukan wartawan profesional yang bekerja di sebuah media. Sesuai istilahnya, jurnalisme warga, maka aktivitas kejurnalistikan tak melulu dilakukan oleh jurnalis profesional. Siapapun punya peluang berjurnalistik. Siapapun bisa berpartisipasi.
Benar, semangat dari jurnalisme warga adalah “partisipasi aktif” masyarakat. “Jurnalisme warga adalah aktivitas yang bersifat partisipasi aktif dari warga dalam mengoleksi, melaporkan, menganalisis, dan menyebarluaskan informasi yang disampaikan ke masyarakat secara luas,” kata Darajat Wibawa (2020: 1).
Silakan perhatikan pendapat di atas, terutama di bagian ini: “menganalisis dan menyebarluaskan informasi”. Tampak, bahwa ketiga produk jurnalistik boleh dan bisa dihasilkan oleh mereka yang aktif di jurnalisme warga.
Pada aspek “menyebarluaskan informasi”, warga bisa menulis dan mempublikasikan berita dan/atau feature. Sementara, pada aspek “menganalisis informasi”, warga bisa menulis dan menyebarluaskan opini.
Apa media yang bisa digunakan untuk menyebarluaskan hasil jurnalisme warga? Medianya bisa di website, blog, dan media sosial.
Faktor Penunjang
Apa yang menyebabkan jurnalisme warga berkembang baik? Pertama, jurnalisme warga merupakan jawaban terhadap media arus utama yang memilki sejumlah keterbatasan seperti di soal keterbatasan waktu. Kita rasakan, relatif butuh waktu lama bagi media arus utama dalam memproduksi sebuah informasi yang akan disampaikan kepada masyarakat. Ini, berbeda dengan produk jurnalisme warga.
Kedua, semakin banyak warga yang bisa menikmati perkembangan teknologi. Hal itu berakibat kepada semakin terbukanya kebutuhan warga terhadap informasi yang disediakan oleh berbagai media. Maka, warga mencari tambahan informasi, termasuk yang berupa produk jurnalisme warga.
Ketiga, adanya sifat penuh perhatian warga dan kecendedrungan untuk saling menolong sesama. Hal itu telah mendorong warga untuk aktif mengkomunikasikan apa yang dilihat dan dirasakannya. Tanpa pamrih, mereka menjalin komunikasi dengan baik antarwarga.
Positif
Banyak manfaat, yang bisa kita rasakan atas hadirnya jurnalisme warga. Selain mampu memantik sikap partisipatif warga terhadap kegiatan jurnalistik yang menantang, berikut ini manfaat yang lain.
Pertama, berkat jurnalisme warga, masyarakat semakin punya banyak pilihan dalam usaha pemenuhan kebutuhan informasi. Ini situasi yang sangat menggembirakan. “Sekarang, jurnalisme warga bukan hanya dilakukan melalui media intenet, tetapi sudah melalui media lainnya seperti media cetak, radio, dan televisi. Dengan bantuan telepon atau alat lainnya, warga masyarakat bisa melaporkan secara langsung infomasi sebuah peristiwa yang diketahuinya. Fenomena ini telah menyebar ke seluruh dunia” (Wibawa, 2020: 1).
Kedua, jurnalisme warga turut membuka semangat bebas berekspresi. Lihatlah, mereka yang aktif di jurnalisme warga! Mereka praktis tak punya beban seperti yang mungkin dialami jurnalis media arus utama.
Perhatikan, bahwa para pelaku jurnalisme warga itu tidak perlu merasa khawatir kepada kemungkinan adanya tekanan (misalnya di sisi kepentingan ekonomi) dari arah kekuasaan. Di titik ini, mudah kita bayangkan, karya hasil jurnalisme warga akan terbebas dari kemungkinan pengaruh “dari luar”.
Ketiga, para aktivis jurnalisme warga tak dihantui dengan keterbasan “luas ruang” yang tersedia untuk menampung tulisan atau karya jurnalistik mereka. Hal ini karena di media cetak, misalnya, “luas ruang” telah dibagi-bagi sesuai rubrik-rubrik yang ada. Tentu, ini berbeda dengan media online.
Keempat, aktivis jurnalisme warga lebih leluasa bergerak. Mereka praktis bisa menjangkau apa yang tak bisa dilakukan oleh wartawan media arus utama. Perhatikan, aktivis jurnalisme warga dapat merekam peristiwa apapun di daerah tempat dia sedang berada dan segera menyebarluaskannya.
Kelima, asal memenuhi syarat, para aktivis jurnalisme warga akan aman. Kita lihat, asalkan produk jurnalisme warga itu tak melanggar peraturan perundang-undangan, itu akan aman. Asal materinya layak dipercaya, masyarakat akan mendukung.
Keenam, media arus utama bisa atau sering diuntungkan. Lihat, saat hasil reportase dari aktivis jurnalisme warga yang bersifat eksklusif (misalnya, video dan narasi atas gempa yang baru saja terjadi dan di tempat yang sulit dijangkau) berguna untuk melengkapi berita yang mereka siarkan.
Ketujuh, lewat jurnalisme warga, tak akan ada informasi tunggal. Tak akan ada informasi yang tanpa pembanding. Tak akan ada berita dan opini yang seragam.
Sinergi, Penting!
Kita bersyukur, ada kekuatan baru di tengah-tengah masyarakat. Kekuatan itu bernama jurnalisme warga. Lewat sarana itu, usaha memberikan pencerahan kepada masyarakat (lewat berita, feature, dan opini) menjadi lebih terbuka. Dengan sarana itu, upaya memperkuat sekalgus menegakkan kebenaran dan keadilan menjadi lebih mungkin.
Kapanpun, ada plus dan minusnya, termasuk yang menyangkut jurnalisme warga. Dengan demikian, usaha saling mengisi antara jurnalisme arus utama dengan jurnalisme warga sangat diperlukan. Terus berpartisipasilah, tanpa lelah!
Terakhir, mengingat jurnalisme warga terus berkembang mengikuti laju zaman, mari tetap berpartisipasi di dalamnya. Manfaatkan HP dan/atau laptop kita untuk menulis berita, feature, dan opini. Gunakan HP kita untuk membuat berbagai video, yang berkualitas “layak berita” atau “layak feature”. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni