PWMU.CO – Bertempat di Aula gedung Muhammadiyah Boarding School (MBS) berlangsung Silaturahim Pondok Pesantren Muhammadiyah Regional II (Jatim dan DIY), di Aula MBS 1 Prambanan (26-27 Maret 2016). Acara dibuka oleh Sekretaris PP Muhammadiyah, Dr Agung Danarto. Silaturahim diikuti lebih dari seratus peserta, dari pengelola Pondok Pesantren Muhammadiyah se-Jatim dan Daerah Iistimewa Yogyakarta, pengurus LP3M (Lembaga Pengembangan Pondok Pesantren Muhammadiyah) serta Tim ahli Pengembang LP3M. Turut hadir, ketua LP3M PWM Jatim Abdul Basit Lc MPdI.
Ketua LP3M Pusat, Dr Masykuri mengatakan kegiatan ini selain untuk menjalin silaturahim para pengelola pondok pesantren Muhammadiyah, dan sosialisasi program LP3M, juga untuk merumuskan kurikulum pondok pesantren khas Muhammadiyah yang bisa dipakai secara nasional. Lebih lanjut Masykuri menegaskan bahwa selama ini Muhammadiyah telah berhasil mengembangkan sekolah-sekolah umum, tapi belum berhasil mengelola pondok pesantren. Akibatnya kini terjadi krisis ulama. “Karena perhatian Muhammadiyah pada pesantren masih kurang, akibatnya sekarang terjadi krisis ulama di lingkungan Muhammadiyah,” tandasnya ketika memberikan sambutan.
Acara bertajuk “Menjadikan Ponpes sebagai pusat kaderisasi ulama,” ini menghadirkan beberapa narasumber, antara lain: Mudir MBS HM Nasirul Ahsan, Konsultan Ahli Habib Hirzin, Ketua PP Muhammadiyah Prof Yunahal Ilyas dan Prof Muhadjir Effendy.
Sementara Abdul Basit kepada pwmu.co mengungkapkan ada dua hal yang dibawa LP3M PWM Jatim disana, pertama konsep Muhammadiyah Entrepreneurship Islamic Boarding School yang didasari dari doa sapu jagat. “Konsepnya kita membekali dan mengajak anak sukses dunia akhirat seperti arti dari doa sapujagat,” cetusnya. Selanjutnya konsep yang juga ditawarkan LP3M PWM Jatim yakni Ulama Boarding School. Bagaimana konsep tersebut mampu mencetak ulama handal di Muhammadiyah ”Harus ada silabus khusus dan berbada yang dibuat. Sehingga nantinya mampu mencetak ulama besar Muhammadiyah,” papar dia. (nadjib/aan)