Living Quran Ungkap Nasihat-Nasihat Luqmanul Hakim; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah. Editor Mohammad Nurfatoni.
PWMU.CO – SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb) Gresik, Jawa Timur, kembali menggelar Living Quran untuk siswa kelas I dan II. Guru Ismubaqu Nurul Fitriyah SPd memaparkan nasihat-nasihat Luqman kepada anaknya, Jumat (6/1/2023) pagi.
Di aula sekolah penggerak tahap I itu, Fitri–sapaannya–mengajak siswa mengenal sosok Luqman. “Luqman itu siapa? Ada yang tahu?” tanya dia.
Salah satu siswa Daffa Septian Hafidz kelas II Crissan langsung mengangkat tangan. “Luqman temanku, Ustadzah,” celetuknya. Spontan teman-temannya tertawa.
Dengan tersenyum, Fitri lantas meluruskan, “Benar, Luqman itu nama seseorang. Tapi bukan Luqman temanmu yang akan ustadzah ceritakan.”
Ketua Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) MA Muhammadiyah 1 Lamongan periode 2016-2017 itu lantas mengenalkan Luqmanul Hakim adalah hamba Allah yang shaleh. “Ia tidak menjadi Nabi tetapi menjadi seorang ayah pilihan Allah. Sehingga namanya diabadikan dalam al-Quran dalam surat Luqman,” terangnya.
Dia lantas mengungkap Luqman mempunyai banyak anak, tetapi semua anaknya meninggal sewaktu kecil. Meski demikian, lanjutnya, Luqman banyak bersyukur. “Syukur adalah berterima kasih kepada Allah atas segala nikmat yang diberikan. Allah menjadikan Luqman hamba yang taat, memiliki perasaan halus, dan pengetahuan yang luas,” jelasnya.
Wanita yang pernah menjadi Waka Kurikulum Asrama Putri Pondok Tahfidh Bahru Syifa Lumajang itu lantas mengungkap nasihat Luqman kepada anaknya. Pertama, tidak menyekutukan Allah. “Seperti berbuat syirik, menyembah berhala,” contohnya.
Pesan lainnya, tidak sombong. Luqman juga berpesan agar anaknya berbuat kebaikan. Dia mencontohkan, “Seperti rajin beribadah dan berdoa, hormat dan patuh kepada orangtua, dan berbicara yang sopan.”
Dengan kata lain, lanjutnya, Luqman juga menasihati anaknya agar menghindari perbuatan buruk seperti durhaka kepada orangtua, membantah ustadz/ustadzah, berkata buruk, dan berkelahi.
Surat Luqman
Berikut Luqman Ayat 12-19.
وَلَقَدْ اٰتَيْنَا لُقْمٰنَ الْحِكْمَةَ اَنِ اشْكُرْ لِلّٰهِ ۗوَمَنْ يَّشْكُرْ فَاِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ
- Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu, ”Bersyukurlah kepada Allah! Dan barangsiapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Mahakaya, Maha Terpuji.
وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ
- Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, ”Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.”
وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ
- Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.
وَاِنْ جَاهَدٰكَ عَلٰٓى اَنْ تُشْرِكَ بِيْ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِى الدُّنْيَا مَعْرُوْفًا ۖوَّاتَّبِعْ سَبِيْلَ مَنْ اَنَابَ اِلَيَّۚ ثُمَّ اِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَاُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ
- Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
يٰبُنَيَّ اِنَّهَآ اِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِيْ صَخْرَةٍ اَوْ فِى السَّمٰوٰتِ اَوْ فِى الْاَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللّٰهُ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَطِيْفٌ خَبِيْرٌ
- (Lukman berkata), ”Wahai anakku! Sungguh, jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya (balasan). Sesungguhnya Allah Mahahalus, Mahateliti.
يٰبُنَيَّ اَقِمِ الصَّلٰوةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوْفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلٰى مَآ اَصَابَكَۗ اِنَّ ذٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ
- Wahai anakku! Laksanakanlah salat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting.
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۚ
- Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.
وَاقْصِدْ فِيْ مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَۗ اِنَّ اَنْكَرَ الْاَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيْرِ
- Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (*)