Pesan Rektor Umsida soal produk keilmuan baru berbasis Islam: Liputan Darul Setiawan, kontributor PWMU.CO dari Kabupaten Sidoarjo.
PWMU.CO – Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) Dr Hidayatulloh MSi, menyampaikan pesan dan motivasinya terkait produk keilmuan baru berbasis Islam. Hal itu dikatakannya saat mengisi Kajian Ahad Subuh Masjid An Nur, Ahad (8/1/23).
Sebelumnya, dia mengatakan tidak ada dikotomi antara ilmu agama dan umum. Selain itu, para mahasiswa dan pelajar diharapkan menghubungkan ilmu umum dengan ilmu agama.
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim, itu mengatakan, salah satu yang diberikan dalam kuliah adalah kuliah filsafat ilmu. Di dalam filsafat ilmu itu ada tiga pilar penting yang harus kita pahami.
“Yang pertama adalah ontologi, bicara tentang apa. Kedua adalah epistemologi, bicara tentang metode, cara, bagaimana kita membangun sebuah ilmu. Dan yang ketiga adalah aksiologi, kegunaan, untuk apa ilmu itu kita bangun dan kembangkan,” jelasnya.
Tiga Pilar Filsafat Ilmu
Ketiga pilar itu menjadi hal yang sangat mendasar dan penting untuk diperhatikan dan diimplementasikan untuk seluruh calon ilmuwan. Maka kita tidak hanya cukup mengetahui apa itu, dan kemudian kita juga bisa membuat, yang kita sebut apa itu, tetapi juga sekaligus untuk apa keilmuan itu kita kembangkan.
Nanti turunannya itu kalau kemudian diwujudkan dalam sebuah produk atau karya, maka lahirlah teknologi, yang tidak bisa dilepaskan dari ilmu. Maka pertanyaannya juga sama, teknologi yang mau kita buat itu apa? Bagaimana kita membangun teknologi itu? Dan untuk apa teknologi itu kita kembangkan.
Misalnya, spidol. Ontologinya apakah spidol itu? Setelah kita tahu spidol itu bla..bla..bla.., maka pertanyaan kedua, bagaimana cara kita membuat spidol? Tentang cara dan metode, membuat itu harus ada bahan-bahan ini dan ini, proses pembuatannya begini, begini, dan seterusnya.
Tapi tidak cukup sampai di situ, kemudian, untuk apa spidol itu dibuat? Maka spidol itu bisa kita gunakan untuk menulis oleh guru, dosen untuk mengajarkan ilmu pada para mahasiswa dan pelajar. Tetapi spidol ini juga bisa kita gunakan untuk memukul orang, kalau saya pegang spidol.
Ini pertanyaan aksiologi harus kita pastikan dan pahami betul kita membuat spidol itu untuk kebaikan atau untuk mencelakakan orang, ini bicara tentang aksiologi, untuk apa manfaatnya apa.
Kalau ini dikaitkan dengan perkembangan yang ada di dunia ini maka kita bisa bertanya terkait persoalan yang mengemuka dalam kehidupan ini. Mengapa banyak terjadi kerusakan? Itu jawabannya adalah karena persoalan aksiologinya yang kurang atau tidak tepat.
Produk Keilmuan Berbasis Islam
Maka, Hidayatulloh berharap pada adik-adik mahasiswa dan siswa Smamda, anda saat ini dalam proses belajar dan belajar. Ayo ditata sedemikian rupa, ketika anda sedang belajar tentang keilmuan, kaitkan antara ontologi, epistemologi, dan aksiologi, menjadi satu kesatuan dalam pandangan ilmu.
“Dan cobalah kemudian kaitkan semua ilmu yang anda pelajari itu dengan ilmu-ilmu yang diturunkan Allah di dalam al-Quran maupun sabda nabi dalam hadits,” jelasnya.
Insyaallah, lanjut dia, jika kita punya semangat untuk mengembangkan keilmuan yang berbasis al-Quran dan hadits, yang kita kemudian koneksikan dengan semua ilmu yang telah dipelajari itu, insyaallah anda semua akan dapat memberi manfaat yang sangat besar bagi kehidupan.
“Maka jangan jauh-jauh dari al-Quran dan hadits, dalami keilmuan anda sesuai dengan disiplin ilmu anda saat ini sedalam-dalamnya, dan temukan yang dipelajari dengan pandangan al-Quran. Insyaallah kita akan bisa melahirkan produk-produk keilmuan baru berbasis Islam,” pesannya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni.