Orangtua Madrasah Pertama bagi Anak, liputan kontributor PWMU.CO Bojonegoro Nova Riana Putri
PWMU.CO – Orangtua menjadi madrasah pertama Anak untuk belajar disampaikan Muh Yahya SPd CHt dalam kegiatan Seminar Parenting yang mengangkat tema Membangun Komunikasi Orangtua dan Anak, Sabtu (7/1/23).
Dalam kegiatan yang diselenggarakan MI Muhammadiyah 7 Kenep Kecamatan Balen Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur ini diikuti wali siswa dari kelas I-VI, guru, dan pengurus. Kegiatan ini sebagai bentuk kolaborasi pendidikan dalam mengantarkan siswa yang memiliki karakter terbaik.
Dalam materinya, Muh Yahya menyampaikan peran orangtua dalam mendidik anak. Konsultan Pendidikan ini membuka dengan 3 pertanyaan yang banyak mengundang tawa renyah peserta yang hadir dalam acara tersebut.
”Siapa yang di rumah anaknya nakal? Siapa yang di rumah anaknya pinter? Siapa yang di rumah anaknya penurut?” Wali siswa pun saling pandang sambil membayangkan anaknya.
Dia menjelaskan peran orangtua dalam mendidik anak sangatlah penting. Seseorang belajar tidak hanya di sekolah. Secara teori anak dapat belajar di sekolah bersama guru, namun di rumah orangtua wajib mengenalkan anak dengan landasan ilmu agama.
“Bekal agama menjadi landasan pokok dan utama pada diri seorang anak. Orangtua menjadi madrasah pertama anak mulai belajar. Belajar dari hal kecil, mengenal lingkungan sekitar itu semua dikenalkan oleh orang tua,” terangnya.
Saling Berkolaborasi
Muh Yahya menyampaikan orangtua, baik ibu maupun bapak dalam mendidik anak harus saling berkolaborasi bagaimana menjadikan anak pemberani.
“Mengapa harus mendidik anak pemberani? Anak harus pemberani, karena Islam selalu membutuhkan seorang pemimpin pemberani dengan memiliki kemampuan dan rasa tanggung jawab dan berbekal agama,” imbuhnya.
Guru kelas II Rida Maftuhah SPd mengaku dengan adanya kegiatan seminar parenting ini berharap pihak orangtua, guru, dan anak terutama siswa MI Muhammadiyah 7 Kenep dapat bekerja sama dengan baik untuk mencetak generasi atau bibit yang unggul yang berlandaskan agama di masyarakat,” harapnya. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.