Ketua PDA Gresik Berharap Kader Mubalighat semakin Banyak, Liputan Ain Nurwindasari
PWMU.CO – Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Gresik Idha Rahayuningsih Msi memberikan membuka final Lomba Muballghat yang diselenggarakan di Gedung Dakwah Muhammadiyah Gresik, Sabtu (14/01/2023).
Idha menyatakan pentingnya menemukan kader ‘Aisyiyah. “Saya yakin masih banyak kader-kader yang lain hanya saja kita belum menemukan. Maka melalui lomba muballighat ini diharapkan ditemukan kader-kader terbaik,” ungkapnya.
Untuk itu Idha bersyukur lomba yang awalnya sempat akan dibatalkan ini akhirnya terealisasi.
“Awalnya lomba ini sempat mau dibatalkan, alhamdulillah akhirnya kembali direalisasikan,” kata dia.
Menurutnya, lomba ini memang sudah semestinya diselenggarakan sebagai kelanjutan dari kegiatan pelatihan mubalighat yang telah dilaksanakan oleh Corps Mubalighat ‘Aisyiyah PDA Gresik.
“Karena kita dulu sudah melakukan pelatihan muballighat muda. Prinsip kita itu di setiap pelatihan ada luarannya. Sebuah pabrik akan tutup kalau tidak menghasilkan produk, nah Aisyiyah ini produknya bukan barang, tapi kader,” ucapnya.
Idha menyatakan memunculkan kader bukanlah perkara mudah. “Kader itu tidak mudah, tidak seperti membuat gedung. Kader itu butuh proses,” ucapnya.
Ia lantas mencontohkan, “Pak Amir (salah satu juri lomba) bisa duduk di sini itu tidak dimulai setelah menjadi dosen, tapi beliau diproses sejak anak-anak, sejak mahasiswa,” tuturnya. Bagi Idha, memproses kader bukanlah untuk masa sekarang tapi untuk masa depan.
Selanjutnya, di momen lomba yang menjadi rangkaian pramusyda Aisyitah XI Gresik ini Idha mengingatkan semangat perempuan berkemajuan.
“Di Musyda ini, kita menekankan gerakan berkemajuan. Di Aisyiyah itu kita biasanya menunggu, kita di Aisyiyah harus punya semangat terus menerus untuk bergerak. Ini momen kita mengingat kembali bahwa Aisyiyah itu perempuan berkemajuan,” ucapnya.
Idha menyatakan bahwa ruh ‘Aisyiyah ada dua, yaitu kader dan tabligh. “Jadi semua majelis, Majelis Ekonomi, Majelis Kesehatan, dan majelis yang lain, itu spiritnya adalah kader dan dakwah. Oleh karena itu kita ingin lebih banyak lagi kader tabligh, secara kuantitas dan kualitas,” paparnya. Dia berharap agar setelah musyda ‘Aisyiyah kader muballighat bisa terkelola dengan baik.
“Diberdayakan secara optimal sesuai potensinya. Dan kita perlu data base untuk semua muballighat. Karena banyak hal yang kita masih kurang, baik dari segi kuantitas maupun kualitas,” tandasnya.(*)
Editor Mohammad Nurfatoni