PWMU.CO – Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Laboratorium Tarbiyah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang (FAI UMM) mengadakan “Kuliah Tamu dan Pameran Media Pembelajaran” di Gedung Kuliah Bersama (GKB) 3 UMM, Selasa (17/1/2023).
Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber. yaitu Ketua Umum Pimpinan Pusat Forum Guru Muhammadiyah H Pahri SAg MM dan mantan Kepala SMA Muhammadiyah GKB Gresik Isa Iskandar M Pd. Acara ini dibuka oleh Wakil Dekan I FAI UMM Dr Pradana Boy ZTF.
Pradana mengatakan, kehadiran para guru dari sekolah-sekolah Muhammadiyah di Malang Raya bertujuan membangun ikatan yang kuat antara lembaga-lembaga pendidikan Muhammadiyah.
Pradana Boy melanjutkan, saat ini ada tren kemajuan teknologi di berbagai sektor, sehingga penting pemanfaatan media pembelajaran di sekolah-sekolah Muhammadiyah sekarang ini.
“Kalau kita menggunakan sarana yang menarik dan terhubung dengan kecanggihan digital, maka mahasiswa atau siswa itu akan mudah terlibat (dalam pembelajaran),” kata Pradana Boy saat membuka acara.
Jangan Hanya Tukang Doa
Pahri menjelaskan, lulusan PAI itu jangan hanya bercita-cita menjadi tukang juru doa. “Kalian harus jadi petarung. Jadi kepala sekolah. Kalau sudah jadi kepala sekolah yang kreatif dan inovatif. Jangan bikin program sekolah yang normal-normal,” ungkap Pahri, yang pernah menjabat Kepala SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi Malang selama 15 tahun.
Namun, Pahri melanjutkan, tantangan pendidikan zaman abad 21 salah satunya adalah kompetisi yang terbuka. “Guru yang tidak update perkembangan digital, nanti akan ditertawai siswanya. Itu artinya, pengelolaan lembaga pendidikan harus terhubung dengan kemajuan e-learning,” jelas Pahri.
Sekolah-sekolah harus memprioritaskan kemajuan teknologi informasi. Menurut dia, zaman sekarang ini adalah peradaban kamera. TikTok atau media sosial lainnya itu harus diisi dengan berbagai konten yang positif.
“Salah satu upaya meramaikan TikTok dengan pesan positif, maka guru-guru harus menggunakannya sebagai media pembelajaran,” jelas Pahri.
Pahri menambahkan, satu hal lagi yang penting diingat dalam pengelolaan lembaga pendidikan yang unggul dan berkualitas. Menurut dia, ciri sekolah hebat itu berarti sekolah yang zero complain. “Jika zero complain itu sudah tercapai, maka berbahagialah sekolah Anda telah menjadi unggul, karena sejatinya sekolah itu melayani siswa,” ungkapnya. (*)
Penulis Nafi’ Muthohirin Editor Mohammad Nurfatoni