PWMU.CO – Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Simokerto Kota Surabaya menyiapkan anggaran penyertaan modal sebesar Rp 6,5 M untuk revitalisasi amal usaha Muhammadiyah (AUM) di bidang pendidikan dan kesehatan.
Keputusan itu dihasilkan dari rapat bersama dengan Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Simokerto, Majelis Dikdasmen PCM Simokerto, dan para kepala sekolah yang berlangsung di Villa Aizia Pacet Mojokerto, Senin-Selasa (27-28/3).
(Baca: Rakerpim yang Tegaskan bahwa Muhammadiyah Harus Bisa Berdiri di Atas Kaki Sendiri)
Menurut Ketua PCM Simokerto Ir Sudarusman, dana sebesar Rp 6,5 M itu merupakan dana pokok yang harus disediakan, dengan rincian Rp 3,5 M untuk relokasi SMPM 1 dari Jalan Kapasan ke Jalan Simolawang Baru; Rp 1,4 M untuk SDM 10; Rp 350 juta untuk SDM 17; Rp 600 juta untuk TK ABA 17; dan Rp 650 juta untuk TK ABA 65.
(Baca juga: Duet Suami-Istri Pimpin Muhammadiyah-Aisyiyah)
“Selain pengembangan AUM pendidikan, juga disepakati revitalisasi poliklinik yang lokasinya berdekatan dengan SDM 10. Tapi harus didahului dengan perizinan,” kata Sudarusman yang optimis sebelum akhir tahun 2017 poliklinik sudah berubah sesuai perencanaan. Menurut Sudarusman, poliklinik nanti akan menggunakan gedung yang kini dipakai oleh TK ABA 65. “Sehingga kita perlu mencarikan gedung penggantinya,” tuturnya.
Hasil rapat lainnya, kata Sudarusman, adalah kesepakatan bahwa untuk pembiayaan, PCM Simokerto diberikan kewenangan menyiapkan anggaran. “Adapun dalam pembayaran, PCA Simokerto bersedia membantu dengan cara angsuran Rp 10-15 Juta setiap bulan. Semua perencanaan dan pelaksanaan pembangunan menjadi kewenangan PCM Simokerto,” ungkapnya.
Soal rapat yang dilakukan di luar kota, Sudarusman menjelaskan hal itu bukan semata untuk rapat. “Akan tetapi ada tujuan yang utama, yaitu membangun sinergi dalam mewujudkan tumbuh kembang amal usaha Muhammadiyah. Sekaligus kami ingin menunjukkan bahwa PCM Simokerto bisa menjadi inpirasi cabang-cabang yang lain,” ujarnya.
Sudarusman menambahkan, dari pengalaman beberapa tahun yang lalu, semua kepala sekolah bisa belajar perihal menumbuhkembangkan sekolah. “Tidak ada yang tidak mungkin selama kepala sekolah dan guru-gurunya mau kerja cerdas dan selalu berusaha,” ucapnya. Para kepala sekolah, harapnya, harus memiliki etos kreatif, inovatif, dan jiwa tidak pernah lelah. “Mereka juga tidak boleh frustasi. Pasti apa yang kita inginkan akan terwujud,” kata Sudarusman. (Musa)