PWMU.CO – Cerita menarik tentang cara dakwah KH Abdur Rozak Fachruddin—Ketua (Umum) PP Muhammadiyah 1968-1990—disampaikan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Nadjib Hamid MSi, dalam “Sarasehan Misi Dakwah Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Lakarsantri” di Markaz Bangkingan, Surabaya, Selasa (28/3) siang.
(Berita terkait: Aneh! Mau Berdakwah Dilarang, yang Mengancam Malah Dibiarkan: Cerita Wakil Ketua PWM Jatim tentang KH Ahmad Dahlan yang Pernah Diancam Bunuh dan Begini Dakwah yang Mengajak, Bukan Menghakimi: Mengganti Apem dengan Sekotak Kurma Tunisia dalam Tradisi Megengan)
Dalam acara itu Nadjib berbicara tentang dakwah yang harus memerhatikan kondisi masyarakat. “Dakwah itu mengajak, bukan menghakimi,” katanya. Sebagai ilustrasi dia sampaikan kisah Pak AR–panggilan akrab KH Abdul Rozak Fachruddin—semasa muda menjadi guru di Sumatra.
Tiap berangkat kerja, cerita Nadjib, Pak AR selalu melewati rumah seorang ulama. Saat ulama itu di luar Pak AR selalu menyapa. Semula tidak dijawab. Lalu menjawab singkat wa alaikum. Karena sering disapa akhirnya ulama itu menjawab lengkap salam.
(Baca: Kisah Pak AR Ajari Mahasiswa Cara Hadapi Kristenisasi dengan Jurus Cerdas) dan Kartu Sehat Siswa ala Muhammadiyah Tandes Dilaunching, Ketua PWM Jatim Ajak Yasinan)
”Kemudian Pak AR ditanya, tuan guru ini orang Muhammadiyah kan? Dijawab, benar. Ulama itu berkomentar, orang Muhammadiyah kok baik ya. Padahal biasanya suka menghujat kita bidah. Nah, cara dakwah Pak AR ini mampu menghapus cap buruk Muhammadiyah,” kata Nadjib.
Pada akhirnya, sambung Nadjib, Pak AR diundang acara Yasinan dan oleh ulama tadi diminta memimpin membaca Yasin. Karena Pak AR tidak pernah ikut Yasinan tentu saja bingung bagaimana tata cara membacanya. Tapi Pak AR tidak kurang akal. Dia buka acara itu dengan pertanyaan kepada jamaah bagaimana cara Yasinan biasa dilakukan.
(Baca juga: Mengkafirkan dan Mencaci Pelaku Bidah Bukanlah Ajaran Muhammadiyah. Begini Tutur Pak AR dan Dakwah Harus Menggembirakan, Jangan Menakut-nakuti dan Menyalah-nyalahkan)
Jamaah pun bercerita tata cara Yasinan. ”Setelah paham lalu Pak AR menawarkan, bagaimana kalau Yasinan malam ini pakai model lain. Saya akan terangkan makna ayat-ayat surat Yasin ini. Maka malam itu berubah menjadi pengajian tafsir. Setelah ditanya model Yasinan ini, semua jamaah menjawab mantap. Bisa diteruskan,” cerita Nadjib.
”Jika yang diundang Yasinan bukan Pak AR pasti komentarnya itu tradisi bidah yang tidak perlu dihadiri. Maka hilang kesempatan berdakwah ala Pak AR,” sambungnya. (sgp)