DHW Surabaya: Dari Drumben Klasik ke Modern; Liputan Kontributor PWMU.CO Surabaya Tri Eko Sulistiowati.
PWMU.CO – Usai menghibur penggembira Musyawarah Wilayah (Musywil) Ke-13 Aisyiyah Jawa Timur di kompleks Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Drumband Hizbul Wathan (DHW) Ranting Sukolilo Surabaya meluncur ke Angkringan Matahari, Sabtu (21/1/2023)
Angkringan itu terletak di SD Muhammadiyah 9 Bahari Surabaya dan pintu masuk Jembatan Suroboyo. Ini bagian dari antusiasme Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) Sukolilo Cabang Bulak Kota Surabaya menyukseskan Musywil. Perjamuan makan 2.000 nasi cup gratis yang mengerahkan berbagai unsur di Muhammadiyah dan organisasi otonom itu sukses menarik minat penggembira.
Sambil menikmati keindahan alam pesisir Pantai Kenjeran berlatar belakang Jembatan Suroboyo, penggembira juga menonton sajian konser musik DHW. “Tak kenal rasa capek, para personel DHW tampil maksimal menghibur kami semua yang ada di sini,” ujar Munaimah.
“Sambil menikmati lezatnya menu Angkringan Matahari, sambil mendengarkan lagu Mars Sang Surya dan Mars Aisyiyah dalam konser yang indah,” imbuh penggembira dari Moro Pelang, Babat, Lamongan itu.
Sejarah Terbentuknya DHW
Usai tampil, Nur Wachid, Sekretaris DHW sejak tahun 2018, mengungkap sejarah terbentuknya DHW. Katanya, DHW Berawal dari keinginan membentengi para pemuda dan kader-kader angkatan muda Muhammadiyah (AMM) dari tindak kenakalan remaja dan narkoba. “Maka timbullah ide dari tokoh Muhammadiyah untuk menggagas berdirinya sebuah drumben,” ungkapnya.
Pada 7 Januari 1987, terbentuklah Drumband Hizbul Wathan Muhammadiyah Ranting Sukolilo Surabaya dengan jumlah anggota 110 orang. Ini terdiri dari para nelayan Sukolilo Kenjeran, mahasiswa, pelajar, Pemuda Muhammadiyah, dan Karang Taruna RW II Kelurahan Sukolilo dalam binaan Pimpinan Ranting Muhammadiyah Sukolilo.
Di awal berdirinya, DHW masih menganut aliran drumben klasik. Cirinya memainkan lagu-lagu mars. Selain itu, menonjolkan permainan perkusi berupa snare drum, tenor drum, bass drum, dan cymbal serta alat tiup sangkakala, bellyra dan suling.
Seiring perkembangan zaman, lanjut Nur Wachid, sejak Desember 1989 DHW berubah menjadi drumbenmodern. Ciri khasnya permainan musik ala marching band di bawah binaan pelatih utama Khoirul Umar. “Sejak itu, DHW mulai meniti karier dengan mengikuti berbagai lomba atau kejuaraan terbuka baik di tingkat kota maupun di tingkat nasional,” imbuhnya.
Prestasi DHW
Adapun prestasi DHW yaitu Runner-up Kejuaraan Drumband/Marchingband Terbuka Nasional Piala Sri Sultan Hamengkubuwono IX pada 1989 dan 1991 di Yogyakarta. Setahun kemudian, DHW ikut Kejuraan Daerah Tingkat II Surabaya Ke VII Piala Walikota Surabaya.”Alhamdulillah hasilnya jadi juara Umum di klasemen Drumband,” ujar Nur Wachid.
DHW kemudian mengikuti Kejurda Tingkat I Propinsi Jawa Timur ke XIII Gubernur Cup 1991 di Surabaya dan lagi-lagi jadi juara Umum. Selain kejuaraan Daerah, DHW berkali-kali mengikuti berbagai kejuaraan nasional terbuka, di antaranya yang diselenggarakan Jawa Pos, ITS, Telkom, Forum Dinamika Jakarta (FDJ), Menpora Cup, Kapolri Cup, Kapolda Cup dan lainnya.
Puncak prestasi yang pernah DHW raih ialah juara Nasional Kejuaraan Nasional Drumband/Marching Band ke VII dan VIII Kapolri Cup 1994 dan 1996 di Jakarta. DHW kerap mengisi kegiatan istimewa berupa Parade Surya Senja di Gedung Negara Grahadi Surabaya dan Parade Senja di Istana Presiden Gedung Agung Yogyakarta pada 17 Desember 1990.
DHW selalu tampil dan menjadi primadona di arena Pembukaan Muktamar Muhammadiyah. Yakni di Muktamar Muhammadiyah Ke-42 di Yogyakarta, Ke-44 di Jakarta, Ke-45 di Kota Malang, Ke-46 di Yogyakarta, dan ke-47 di solo.
Sejak 1997 hingga 2012, DHW tidak ada aktivitas mengikuti kejuaraan, sebav para pemainnya sudah banyak yang bekerja. “Di samping itu, di masa-masa itu sulit mencari dukungan dana untuk membiayai kegiatan lomba-lomba. Sehingga pimpinan waktu itu memutuskan istirahat dari lomba dan pembinaan tetap dilakukan dengan berbagai latihan rutin dan pentas,” terang Nur Wachid.
Pada Oktober 2013, DHW mencoba turun gunung lagi guna berpartisipasi mengikuti lomba Kirab Sumpah Pemuda Piala Gubernur Jawa Timur 2013. Alhasil, meraih juara I kategori Colour Guard, juara II kategori Baris Berbaris, serta juara III kategori Parade, Analisa Musik dan Paramandi. Sumber dana semua kegiatan itu dari sumbangan keluarga besar Muhammadiyah Ranting Sukolilo, sponsor, dan para dermawan muslim di Surabaya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni/SN