Pentingnya Riset sebelum Majelis Tarjih Berfatwa; Liputan Ain Nurwindasari
PWMU.CO – Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dr Fauzan MPd memberikan sambutan pada kegiatan Pengajian Tarjih Muhammadiyah yang diselenggarakan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Hall BAU Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Rabu (25/01/2023) malam.
Ini merupakan pengajian edisi ke-204. Pada pengajian kali ini hadir sebagai pemateri Dr HM M Saad Ibrahim MA yang menbewakan tema Akhlak kepada Allah: Ikhlas dan Husnudzan.
Fauzan mengawali sambutannya dengan menyampaikan pentingnya kolaborasi di Muhammadiyah dengan perguruan tinggi.
“Saya kira kolaborasi seluruh organ yang ada di Muhammadiyah dalam rangka untuk memperbaiki dan memperbarui gerakan Muhammadiyah, tidak ada pilihan lain menurut saya, kolaborasi yang strategis itu dengan perguruan tinggi,” ungkap dia.
Oleh karena itu, lanjutnya, UMM menyambut baik seluruh organ yang ada di Muhammadiyah yang memang berniat untuk memperbaiki gerakan Muhammadiyah ke depan.
“Insyaallah UMM selalu support,” tuturnya.
Fauzan menyatakan dinamika dakwah khususnya melalui teknologi, Muhammadiyah masih harus belajar lebih banyak.
“Maka kami memang berharap betul kawan-kawan dari PPUT (Program Pendidikan Ulama Tarjih UMM) khususnya mampu menjadi etalasenya Muhammadiyah. Tentu saja dakwah yang mencerahkan, dakwah yang menggembirakan, dan dakwah yang menyejukkan,” ungkapnya.
Fauzan mengatakan dakwah bil lisan saat ini sudah marak, oleh karena itu penting dilakukan dakwah bil hal.
“Universitas Muhammadiyah Malang mencoba untuk membuat gerakan masif itu dakwah bil hal, dakwah bil arkan. Artinya kita mencoba untuk melakukan dakwah dengan tindakan,” paparnya.
Berbasis Riset
Fauzan menjelaskan UMM telah membuat program yang disebut dengan Profesor Penggerak Pembangunan Masyarakat.
“Tindakan yang diambil oleh komunitas ini basisnya adalah riset. Dan ini telah direspon oleh beberapa kepala daerah di Jawa Timur khususnya, dan ini adalah instrumen yang sangat strategis bagi pengembangan Muhammadiyah,” paparnya.
Oleh karena itu Fauzan mengimbau agar riset juga dilakukan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid sebelum memberikan fatwa.
“Jadi, termasuk sebenarnya Bapak dan Ibu yang tergabung dalam Majelis Tarjih, saya kira perlu adanya kajian-kajian yang mendalam sebelum dilakukan satu analisis yang perlu diberi fatwa,” tuturnya.
“Kajian-kajian yang berbasis riset, kita bisa coba kolaborasikan. Sebenarnya Tarjih memerlukan sinergisitas di bidang riset apa sih dalam rangka untuk mendukung keputusan-keputusannya itu,” tambahnya.
Menurut Fauzan riset menjadi penting dalam kolaborasi yang dilakukan agar tidak hanya pada wilayah yang seremonial. “Tapi kita ingin masuk kolaborasi-kolaborasi yang bersifat substansial di dalam setiap gerakan Muhammadiyah,” terangnya.
Fauzan berharap agar Muhammadiyah tetap menjadi organisasi yang membawa ketenteraman, kebahagiaan, dan kesejukan di masyarakat.
“Jadi kolaborasi-kolaborasi dari segala organ yang ada di Muhammadiyah saya kita perlu kita desain ulang, dan perguruan tinggi khususnya UMM insyaallah akan mendukung itu,” ungkapnya.
Terakhir Fauzan menyampaikan rasa terima kasih atas agenda silaturahmi yang digagas oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
“Mudah-mudahan ini menjadi uswah yang bagus untuk bisa dilanjutkan bagi Majelis Tarjih yang berikutnya,” tandasnya.
Editor Mohammad Nurfatoni