Foskam Pelatihan Konselor Guru dan Wali Kelas, liputan kontributor PWMU.CO Gresik Salimatu Zuhdiyyah
PWMU.CO – Forum Silaturahim dan Komunikasi Kepala Madrasah Muhammadiyah (Foskam) SMP/MTs Muhammadiyah Kabupaten Gresik mengadakan pelatihan guru dan wali kelas sebagai konselor di MTsM 10 Muhammadiyah Mojopetung, Dukun, Gresik, Sabtu (21/1/2023).
Acara yang berlangsung di Aula KH Ahmad Dahlan ini mengundang 13 kepala sekolah dan wali kelas SMP/MTs Muhammadiyah wilayah se-Gresik bagian utara.
Dalam sambutan, Ketua Pelaksana Fony Libriastuti MSi mengatakan kegiatan ini ada didasarkan permasalahan minimnya guru BP/BK di sekolah wilayah Gresik bagian Utara.
“Maka dari itu, pengurus Foskam menggandeng Pusat Layanan Psikologi dan Konseling (PLPK) SMA Muhammadiyah 10 (Smamio) GKB Gresik Jawa Timur Ika Famila Sari SPsi MPsi menjadi pemateri dalam kegiatan ini,” ujarnya.
Dalam materinya, Ika Famila Sari mengatakan guru perlu keterampilan konseling karena guru mempunyai peran penting bagi anak didiknya dalam membimbing dan membina di sekolah.
“Karakteristik utama dari remaja masa kini adalah punya keingintahuan yang tinggi, terampil dengan dunia teknologi, fleksibel terhadap perubahan. Tantangan mendampingi remaja saat ini adalah gadget,” katanya.
Dalam mendampingi anak, lanjutnya, terdapat rumus yang harus dilakukan, antara lain mengenali fasenya, mengenali potensinya, mengenali ketangguhannya, ketangguhannya berasal dari keberhasilanya, dan mempersiapkan lingkungannya, memilih lingkungan yang baik.
Ika Famila Sari menjelaskan memang dalam mendampingi anak remaja berusia 15-18 saat ini termasuk masa MTs/SMP banyak sekali tantangannya karena masa remaja merupakan masa peralihan anak-anak ke dewasa.
“Masa remaja dianggap sebagai masa badai dan stress (Storm and stress) sehingga anak mencari jalan keluar untuk menyesuaikan tekanan yang dirasakan anak dan gangguan psikologis dan dimulai dari periode ini serta hambatan pada periode ini akan menghambat periode selanjutnya.”
Teknik Konseling
Ika Famila Sari menyampaikan ada 4 teknik konseling. Pertama yaitu rapport, merupakan teknik yang digunakan konselor untuk membangun hubungan awal dengan anak agar anak merasa nyaman.
”Wah, jam kamu bagus sekali. Nak, dibelikan siapa?” kata Ika memberi contoh teknik itu.
Teknik kedua attending. Konselor menunjukkan kehadirannya untuk mendengarkan setiap apa yang disampaikan anak. Eksplorasi konselor harus bisa menggali perasaan, pikiran, dan pengalaman anak dengan menggunakan pertanyaan terbuka.
”Sekarang apa yang kamu rasakan setelah kejadian tersebut sayang?” kata Ika memberi contoh pertanyaan.
Teknik ketiga, paraphrasing. Yaitu teknik menangkap pesan utama yang disampaikan anak. Konselor memberikan dorongan agar anak terus bercerita.
Keempat, konfrontasi. Teknik yang digunakan konselor jika ada pernyataan anak yang berlawanan atau tidak konsisten.
Pelatihan yang dilaksanakan selama 5 jam ini membuat peserta senang dan mendapat banyak ilmu baru, yang bisa diterapkan saat menangani berbagai kejadian di sekolah.
“Saya serasa mendapat kuliah dengan ilmu-ilmu baru, sangat menyenangkan dan bermanfaat,” kata Janatul Farikhah SPs, salah satu peserta pelatihan tersebut. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.