PWMU.CO – Staff pengajar SD Muhammadiyah 4 Pucang (Mudipat), Surabaya ini benar-benar bisa keluar dari ’zona nyaman’. Sebab, di sela-sela aktivitasnya sebagai seorang guru, Mulyanto tercatat sangat aktif menulis. Tak jarang, tulisan-tulisannya mampu menghiasi berbagai media massa. Baik cetak maupun elektronik.
Terbaru, Mulyanto menulis sebuah karya novel berjudul ‘Istighfar Cinta’. Novel perdananya tersebut dilaunching di sela-sela family gathering SDM 4 Pucang, di Hotel Wijaya Kartika, Kota Batu, Sabtu (26/3) malam. ”Saya ingin menggambarkan sebuah keluaga Islami dalam karya novel perdanaku tersebut,” ujar Mulyanto kepada pwmu.co, Kamis (30/3).
(Baca:Inspiratif! Ketua dan Sekretaris Majelis Pustaka dan Informasi Gresik Kompak Launching Buku)
Novel ini mempunyai dua tokoh utama yakni Ria Melisa dan Annisa. Ada juga tokoh yang lain yang memberi corak beragam di novel tersebut sepereti Riko, Amri, Kyai Sholihin, Bu Setyo, Anindia, Fitri, Pak Imran, Paman Ali, Yasmina, Ustadzah Afifah, Ustadzah Erni, dan Agus.
Meski banyak konflik yang tersaji, Novel ini berakhir dengan happy anding. Yakni, Ria dan Annisa sama-sama menjadi pengusaha perempuan sukses. ”Istighfar Cinta adalah petualangan imaji saya. Di buku itu tertulis bahwa setiap masalah hanya dapat diselesaikan dengan kejernihan hati bukan dengan amarah,” kata Mulyanto disela-sela launching buku yang ditulisnya itu.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 4 Pucang, Surabaya Edy Susanto MPd mengapresiasi terbitnya novel Istighfar Cinta. ”Novel ini lahir dari semangat yang tak pernah padam Mulyanto. Karena Mulyanto berprinsip kecepatan mengalahkan kesempurnan dan kebermanfaatan mengalahkan kepintaran. Itu yang perlu ‘ditiru’. Kebermanfaatan hidup tak perlu menunggu karya sempurna dan pintar,” ujarnya.
Sementara itu, Manager Operasional Penerbit Kota Tua Muiz Liddinillah mengatakan, novel Istighfar Cinta merupakan novel kedua yang diterbitkan. Kedepan, penerbit ini akan lebih banyak lagi menerbitkan buku dari berbagai genre.
”Kita ingin menumbuhkan semangat literasi, kami selain penerbitan, kedepan akan banyak program lagi, kami ingin memberi banyak kemanfaatan,” kata pria yang juga pendiri komunitas Gubuk Tulis ini.(desy/aan)