14 hari di Cianjur, Tim Hunian Darurat asal Jawa Timur bangun 10 rumah sementara; Liputan T Yesi Malinda.
PWMU.CO – Selama 14 hari, yakni dari 6-20 Januari, Tim Hunian Darurat asal Jawa Timur diberangkatkan ke Cianjur, Jawa Barat. Tim diperbantukan untuk warga penyintas gempa bumi membangun hunian darurat.
Tim terdiri 10 anggota, yakni dua orang dari Maharesigana cabang Stikes Muhammadiyah Bojonegoro, yang mengusung nama MDMC Bojonegoro. Juga ada dua orang dari MDMC Pasuruan, satu orang dari MDMC Jember, MDMC Kediri, relawan HW Sidoarjo, dan tiga orang MDMC Blitar.
14 Hari Bertugas
Segera setelah tim tiba di pos koordinasi dan melaporkan kedatangannya, mereka diarahkan ke pos pelayanan di Cariu. Pada dua hari pertama setelah tim hunian darurat tiba, mereka melakukan observasi lokasi yang akan dibangunkan hunian darurat. Tim juga banyak mengobrol dengan penyintas mengenai keadaan beberapa hari terakhir di daerah Cariu.
14 hari bertugas, tim hunian darurat telah berhasil membangun 10 hunian darurat di Cariu. Termasuk dua hunian darurat untuk mahasiswa yang akan melakukan kegiatan KKN di Mangunkerta. Juga satu sekolah PAUD darurat, serta membantu pembangunan mushala di Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur.
Hunian yang dibangun tim hunian darurat menggunakan material kayu kasok dan terpal yang direkatkan menggunakan staples kayu. Material ini dipilih karena di sana masih sering terjadi gempa, walau guncangannya terbilang kecil, namun masih sangat rawan apabila ingin membangun hunian tetap. Ditambah, ada wacana bahwa beberapa lokasi akan dilakukan relokasi.
Sebelum tim hunian darurat meninggalkan pos pelayanan, mereka sempat berbincang dengan beberapa penyintas. Dalam perbincangan tersebut, ada rasa terima kasih yang banyak atas bantuan yang diberikan. Mereka sangat bersyukur, karena tak lagi harus berdesakan di tenda pengungsian.
Tim hunian darurat juga sempat mengobrol dengan Bu Ciew, salah satu tenaga pengajar di PAUD darurat yang dibangun oleh tim. “Terima kasih atas bantuan tim hunian darurat yang telah membangun tempat untuk melanjutkan kegiatan belajar dan mengajar,” katanya.
Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.