PWMU.CO– Safari Dakwah Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Jawa Timur Dikky Syadqomullah SHi MHes berangkat ke Sumenep dan Pulau Kangean, Rabu (2/2/2023).
Dikky berangkat naik mobil menuju Sumenep pukul 21.00. Sampai di kota paling ujung timur Madura itu pukul 01.00 dini hari.
Di Sumenep Dikky disambut hangat tuan rumah Ketua PD Pemuda Muhammadiyah Sumenep Hamdan SThI. Dia dipersilakan ngopi dan istirahat di rumah kader.
Kamis (2/2/2023) pagi Dikky ditemui oleh Ketua PCM Sumenep Ainurrofiq di rumah kader. Ainurrofiq bercerita keadaan PCM. Menurut dia, perlu pengembangan rumah tahfidh. ”Di sini Muhammadiyah belum punya Rumah Tahfidh. Anak asuh saya titipkan di luar Madura untuk belajar tahfidh al-Quran.
Dikky menyampaikan, perlu mengembangkan amal usaha Muhammadiyah lebih banyak lagi. Ini tantangan dakwah. ”Kita harus sabar mewujudkannya. Kalau istiqamah dalam dakwah insyaallah sukses,” katanya.
Sekitar pukul 08.00 Ketua PWPM Jatim bersama PDPM Sumenep menuju Pelabuhan Kalianget untuk menyeberang ke Pulau Kangean. Kapal yang sudah bersandar Express Bahari 9C. Harga tiket kapal cepat ini Rp 180-250 ribu. Tergantung kelas ekonomi, eksekutif, VIP.
Banyak juga hari itu penumpang menuju Kangean. Dengan kapal cepat ini perjalanan bisa ditempuh 4 jam. Kalau menggunakan kapal biasa ditempuh 10 jam. Ada tiga trip dari Kalianget ke Kangean yaitu Senin, Kamis, Sabtu.
Musim hujan ini gelombang laut bisa setinggi 2,5 meter. Di tengah laut gelombang naik turun hingga membuat kapal berjalan miring kanan kiri.
Bagi orang Kangean yang sudah bolak-balik Kangean-Sumenep kondisi ini biasa saja. Namun yang pertama kali ikut perjalanan ini cukup membuat kepala pusing. Bersyukur perjalanan lancar.
Sesampainya di Pulau Kangean, rombongan Dikky disambut oleh PCM, Pemuda Muhammadiyah, dan Kokam setempat.
Rombongan istirahat dan mandi sebelum memulai safari dakwah. Saat makan dihidangkan makanan khas kangean yaitu tumis cumi, cumi kecap, lele kecap. Di antara sajian kue ada camilan kuping gajah. Bentuknya menarik perhatian. Di Surabaya biasanya camilan kuping gajah diiris kecil-kecil. Di Kangean irisannya sebesar kepalan tangan orang dewasa.
Penulis Syahroni Nur Wachid Editor Sugeng Purwanto