PWMU.CO– Pidato Ketua PDM Kota Pasuruan terpilih Abu Nasir MAg menyampaikan tiga visi dalam penutupan Musyda ke 8 Muhammadiyah setempat yang digelar di Hotel BJ Perdana, Ahad (5/2/2023).
Dia mengatakan, rasanya tidak segemetar ini dibandingkan saat meneruskan estafet kepemimpinan dari almarhum Bapak Kholil Asyari yang wafat.
”Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan kita senantiasa bertakwa kepadaNya dan menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya. Amanah itu diberikan tanpa kita minta apalagi kita rebut. Allah melarang kita khianat atas amanah yang diberikan.,” katanya.
Karena itu, sambung dia, semua pimpinan formatur terpilih baik Muhammadiyah maupun Aisyiyah Kota Pasuruan hendaknya benar-benar memahami ini sebagai cara kita mengonstruksi Muhammadiyah dan Aisyiyah Kota Pasuruan sebagai salah satu anak bangsa yang hidup di kota ini. Dengan berbagai macam dinamika sosial, politik, budaya, tradisi, kebiasaan, dan perilaku.
”Semua itu sebagai pencerahan dan tantangan kita sehingga kita sungguh-sungguh bekerja ikhlas karena Allah. Kesungguhan dan kerja keras yang maksud dan tujuannya tidak lain berkorban dan mengabdi untuk Islam melalui persyarikatan Muhammadiyah dan Aisyiyah,” tandasnya.
Tiga Visi
Abu Nasir menyampaikan tiga visi Muhammadiyah Kota Pasuruan ke depan. Pertama tentang sumber daya manusia (SDM). Ada orang yang di Muhammadiyah karena bio-genetis yaitu orang yang bekerja di Muhammadiyah untuk mendapatkan makan dan minum.
Ada pula model bio-sosiologis yaitu orang bekerja di Muhammadiyah untuk mendapatkan akses-akses sosial, politik, dan ekonomi dengan memanfaatkan Muhammadiyah sebagai basis dukungannya supaya dapat akses politik dan penghargaan dari luar.
Model selanjutnya ialah theo-genetis yaitu orang yang benar-benar beramal, berbakti, mengabdi, bekerja di Muhammadiyah karena pandangan dan doktrin tauhid berorientasi akhirat semata-mata mengharap ridho Allah.
”Konsep SDM theo-genetis inilah yang nanti kita mantapkan di Muhammadiyah, Aisyiyah, dan Angkatan Muda Muhammadiyah,” tegasnya.
Kedua, lanjutnya, tentang manhaj. Dalam manhaj ini yang paling berat tugas Muhammadiyah adalah membumikan Risalah Islam Berkemajuan dan Memajukan Kota Pasuruan bersama dengan Aisyiyah.
Tugas ini tidak mudah. Bagaimana mentransformasikan ideologi, nilai, khittah perjuangan Muhammadiyah, dan kepribadian Muhammadiyah untuk pencerahan diri sendiri, keluarga, dan masyarakat.
”Tugas kita itu tetapi kita juga boleh taawun dengan seluruh komponen anak bangsa di Kota Pasuruan dalam kerangka manhaj Muhammadiyah membumikan Risalah Islam berkemajuan,” tuturnya.
Ketiga, tentang Amal Usaha Muhammadiyah (AUM). Dalam perspektif kami ke depan Muhammadiyah dan Aisyiyah di satu visi yang sama yaitu meningkatkan AUM yang sudah ada.
Jangan sampai ada AUM yang mandek karena ini adalah amanah dan warisan dari pimpinan-pimpinan kita terdahulu. Mari bersama-sama memajukan AUM sekolah, pesantren, TK dan lain sebagainya. Lalu mengembangkan amal usaha lainnya. Jika sekarang belum ada klinik dan rumah sakit bersalin maka harus diusahakan agar nanti ada.
Kemudian berusaha betul-betul menyejahterakan guru-guru, karyawan, dan semua teman-teman di Amal Usaha Muhammadiyah, Angkatan Muda Muhammadiyah termasuk mereka yang nanti akan menggantikan kita. Jangan sampai mereka lari sebelum mereka tumbuh dan berkembang besar di wadah tempat kita sendiri.
”Demikian, kami atas nama pimpinan daerah dan formatur terima kasih kepada semuanya yang telah membantu, baik panitia dan teman-teman AMM, Aisyiyah, Amal Usaha Muhammadiyah dan semuanya atas terselenggaranya Musyawarah Daerah Muhammadiyah dan Aisyiyah ke 8. Semoga itu menjadi bagian penting legacy atau warisan bapak ibu dan adik-adik semua,” tutupnya.
Penulis Rozzaqul Hasan Editor Sugeng Purwanto