Satu Abad Bersahabat Berfastabiqulkhairat oleh Prima Mari Kristanto
PWMU.CO– Satu Abad NU perayaannya dipusatkan di Sidoarjo, Selasa, 7 Februari 2023. Banyak pihak mengucapkan selamat termasuk Muhammadiyah yang sering disebut rival berat Nahdlatul Ulama.
Bersama dengan amanat Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur yang berkomitmen ikut menyukseskan, maka amal usaha tampak antusias ikut menyemarakkan hajatan warga NU tersebut.
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo misalnya, menyediakan lahan parkir dan tempat istirahat bersama makanan ringan. Tidak ketinggalan Lazismu yang belakangan menjadi primadona dengan sajian bakso gratis di acara-acara Muhammadiyah, ikut hadir untuk warga NU yang transit di kampus Umsida. Sebanyak 3000 porsi bakso disediakan.
Satu Abad NU tanpa terasa menandai satu abad pula kebersamaan dengan Muhammadiyah merawat umat. Sudah banyak diulas kebersamaan dua tokoh sentral KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy’ari sebagai karib yang dekat. Kedekatan dua tokoh diabadikan LSBO Muhammadiyah dan Pesantren Tebu Ireng memproduksi film Jejak 2 Ulama.
Kedekatan dua tokoh pendiri yang bisa dirawat oleh para penerusnya, tanpa terasa telah berjalan hingga satu abad lamanya.
Dua ormas yang demikian fenomenal di Indonesia bahkan di dunia dengan keberadaan jamaah dan amal-amal usahanya.
Muhammadiyah yang bisa disebut lebih senior 14 tahun, beberapa kali kehilangan sahabat mitra dakwah memajukan masyarakat. Awal abad ke-20 ditandai kesadaran berorganisasi di kalangan tokoh masyarakat Indonesia menyuarakan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Dimulai dengan kehadiran Sarekat Dagang Islam, Budi Utomo, Sarekat Islam, Perhimpunan Indonesia dan sebagainya yang menjadi mitra Muhammadiyah memajukan masyarakat. Seiring berjalannya waktu organisasi-organisasi tersebut layu bahkan bubar dengan beragam sebab.
NU yang hadir di tahun 1926 Masehi atau 1344 Hijriyah menjadi mitra Muhammadiyah dalam memajukan masyarakat melalui dakwah Islam hingga saat ini. Keberadaan Muhammadiyah dan NU yang seringkali dianggap bersaingan oleh sebagian kalangan yang belum memahami makna fastabiqulkhairat.
Bermacam perbedaan antara Muhammadiyah dan NU dalam menyikapi beragam kondisi juga sering diartikan sebagai friksi bahkan benih perpecahan bagi sebagian kalangan. Perbedaan dalam bersikap yang sesungguhnya telah memberikan beragam alternatif bahkan kekayaan wawasan berbasis Al-Quran, Sunnah, Ijma dan Qiyas yang bisa dipertanggungjawabkan.
Milad Satu Abad NU sekaligus milad satu abad bersahabat dan berfastabiqulkhairat NU dengan Muhammadiyah semoga awet mengawal peradaban sampai akhir zaman. Muhammadiyah dan NU yang sama-sama lahir di masa kolonialisme penjajahan bangsa asing masih menyimpan agenda besar dan berat memajukan masyarakat.
Abad kedua bagi Muhammadiyah dan NU sepertinya lebih berat tugas memajukan umat daripada abad pertama. Angka kemiskinan yang masih tinggi, ketersediaan sarana pendidikan dan kesehatan yang belum merata menjadi tugas berat yang harus diselesaikan bersama pemerintah menuju satu abad Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Perayaan milad Satu Abad NU di Sidoarjo menjadi bukti dan saksi satu abad Muhammadiyah dan NU bersahabat sekaligus berfastabikhulkhairat saling membantu memajukan, meringankan beban.
Ajaran Islam yang dibawa Rasulullah SAW tidak mengajarkan persaingan, tetapi sangat menekankan berlomba-lomba dalam kebajikan juga bertolong-menolong dalam kebaikan dan takwa.
Jika Rasulullah dan sahabat memberikan teladan bersatunya Muhajirin-Anshar di masa awal Islam, di akhir zaman ini Muhammadiyah-NU bisa menjadi mercusuar persatuan umat Islam dan umat manusia di seluruh dunia. Wallahu a’lam bishawab.
Editor Sugeng Purwanto