PWMU.CO– Pecinta anggrek, Muhammad Yusuf Hidayatullah, ternyata aktivis Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Lumajang. Malah dia menjadi Ketua Divisi Tanggap Darurat Bencana. Dia sudah terjun sebagai relawan bencana di berbagai tempat.
Rumahnya di Desa Besuk Kecamatan Tempeh Lumajang menjadi tempat budi daya anggrek. Seperti green house. ”Saya budi daya anggrek berawal dari cinta,” kata Hida, panggilan akrabnya.
Hutan Lumajang itu kaya anggrek, ujarnya. Tanaman anggrek yang berada di green house-nya berasal dari hutan Lumajang. Spesies anggrek yang tumbuh di lereng Gunung Semeru. ”Saya temukan saat mendaki gunung. Itu awal saya senang dengan anggrek,” jelasnya.
Menurut Hida, di hutan Lumajang, di lereng Semeru dan sekitarnya terdapat sekitar 1.600 spesies anggrek Semeru.
”Dari situ saya tertarik. Anggrek hutan itu saya bawa pulang. Mengembangkan dan berinovasi dengan budi daya,” ujar pendaki gunung ini.
Lama-lama juga mengoleksi anggrek dari luar Lumajang. Kemudian budidaya anggrek dari luar negeri. Sekitaran Asia.
”Sampai saat ini sudah banyak yang saya kembangkan. Tetapi ada juga yang mati karena tidak cocok dengan cuaca,” ujarnya.
Anggrek lereng Semeru yang dia budidayakan seperti spesies Paphiopedillum glaucophyllum, Phalaenopsis fimbriata. Ada juga Demorforsis lowii dari hutan Kalimantan. Lalu Dendrobium spectabile, Dendrobium bulbophalaenopsis, dendrobium violaceaflaven dari Papua.
Dari daratan Asia ada dua spesies yaitu Phalaenopsis equestris dan Schelleriana stuartiana. Sedangkan dari Australia Dendrobium agregratum dan Brassavola maikai . Ada satu lagi dari Mexico schomborgia. ”Kami budidayakan sebelas macam anggrek dari berbagai spesies,” ungkapnya.
Pembeli anggrek yang yang datang ke tempatnya dari berbagi kalangan. Mitra kerja dan kawan-kawan sama-sama pecinta anggrek di berbagai market online. ”Itu berbagai anggrek hasil budidaya kami sudah nyampai Australia, Taiwan, Malaysia, dan Hongkong,” tuturnya.
Pemasaran diserahkan kawan-kawannya yang paham dan punya market online. ”Saya yang budidaya, teman-teman yang jualan,” pungkasnya.
Penulis Kuswantoro Editor Sugeng Purwanto