Smamita Melatih Siswa Jadi Juru Dakwah Milenial; Liputan Wahyu Murti, Kontributor PWMU.CO Sidoarjo.
PWMU.CO – Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PR IPM) SMA Muhammadiyah 1 Taman (Smamita) Sidoarjo, Jawa Timur, bersama komunitas dakwah Smamita Qaireen Al-Bahran mengadakan Pelatihan Manajemen Dakwah.
Kegiatan yang mengangkat tema “How To Be a Good Public Speaker” ini dilaksanakan di ruang rapat Smamita, Sabtu (11/2/23).
Ketua Panitia Izza Rochmatul Maulidya menjelaskan, tema tersebut diangkat sebagai respon terhadap problematika tantangan dakwah di era globalisasi saat ini.
“Kami menganggap acara ini penting diselenggarakan untuk menyiapkan generasi dan kader-kader dakwah yang mampu bersaing dan melawan arus di era digital ini. Harapan kami, melalui acara ini, teman-teman sekalian dapat menumbuhkan spirit sebagai intelektual garda dakwah saat ini,” papar Izza.
Dia menganggap kegiatan ini sangat penting untuk memberikan wawasan bagaimana cara berbicara di depan publik secara baik dan benar. “Kegiatan ini untuk mengembangkan potensi siswa dalam berbicara di hadapan umum dan melatih keberanian dan percaya diri siswa,“ tambah Izza.
Izza menambahkan jika pelatihan ini juga untuk memberikan bekal bagi siswa tentang tata cara, ilmu, metode, dan etika berdakwah. “Kegiatan ini adalah bagian dari menyiapkan para santri atau siswa untuk menjadi juru dakwah yang berkualitas, arif, dan santun. Sehingga, mereka nantinya bisa diterima dengan baik di tengah-tengah masyarakat,” tegasnya
Menurutnya, seorang pendakwah harus mempunyai keilmuan yang jelas. Bukan belajar lewat media sosial ataupun YouTube. Sehingga, secara keilmuan bisa dipertanggungjawabkan. Karena dakwah ini harus dilakukan sebaik mungkin untuk membawa Islam yang rahmatan lil alamin.
Metode Dakwah
Kegiatan pelatihan berlangsung pukul 08.00-10.00 WIB dengan rangkaian kegiatan yakni penyampaian materi oleh Shintya Iftitah Dzikrullah, Mahasiswa Universitas Airlangga.
Shintya menjelaskan dalam dakwah tidak dianjurkan menyembunyikan sesuatu. Segala macam kebenaran harus disampaikan, meskipun hal itu mungkin dapat berdampak buruk. Dalam memperhatikan dakwah harus memperhatikan banyak aspek. Salah satunya adalah orang yang akan kita beri dakwah.
“Ketika menyampaikan dakwah atau nasihat kepada orang lain, sudah seharusnya kita dapat menyampaikannya dakwah tersebut dengan santun,“ ucap Shintya
Sikap selanjutnya yang harus dimiliki oleh seorang pendakwah adalah menjadi contoh yang baik dan memperhatikan budaya daerah setempat. “Menghargai budaya tidak berarti akan menghapus seluruh kesesatan yang ada di masyarakat tersebut, tetapi bagaimana cara kita untuk berdakwah secara cerdas dengan melakukan pendekatan sesuai dengan budaya yang ada di daerah tersebut,“ ujar Shintya.
Dalam urusan dakwah juga harus menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi orang yang lebih muda juga merupakan hal yang sangat penting. “Setiap orang memiliki kemampuan sama dalam memberikan nasihat, namun cara kita dalam memberikan nasihat kepada orang tua tidaklah sama saat kita memberi nasihat kepada teman atau orang yang lebih muda,” tuturnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni