Empat syarat ukhuwah bermuhammadiyah disampaikan Ketua PWM Jatim Dr dr Sukadiono MM; Liputan Mahyuddin, kontributor PWMU.CO Sidoarjo.
PWMU.CO – Taawun, saling tolong-menolong, tidak mungkin Muhammadiyah dapat membangun ukhuwah tetapi tidak mau saling tolong-menolong. Demikian kata Dr dr H Sukadiono MM, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim, dalam tabligh akbar, Sabtu (18/2/23).
Kegiatan yang diselenggarakan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sidoarjo ini mengusung tema “Ukhuwah Bermuhammadiyah”, itu digelar di Masjid An-Nur, Kompleks Perguruan Muhammadiyah Jalan Mojopahit 666B Sidoarjo.
Empat Syarat
Sukadiono menjelaskan, syarat agar ukhuwah ber-Muhammadiyah lebih kuat. “Ada empat syarat yang harus dipenuhi agar ukhuwah kita terutama ukhuwah ber-Muhammadiyah kita lebih kuat. Pertama tentu dengan taaruf, kita warga Muhammadiyah kadang tidak saling mengenal antara satu dengan yang lain, maka syarat ukhuwah menjadi kuat yaitu dengan taaruf,” ujarnya.
Kedua, lanjut dia, ukhuwah Islamiyah yaitu toleransi atau berlapang dada. “Karena tidak mungkin bisa menyatukan seluruh karakter yang dimiliki oleh kader Muhammadiyah, tanpa memiliki toleransi,” jelasnya.
Kita, sambungnya, bisa mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari proses toleransi dengan istilah pemaafan. “Kita ini harus berlapang dada, memaafkan antara satu dengan yang lain,” pesan Rektor Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya tersebut.
Menurut Suko, panggilannya, ada dua hal yang harus kita ingat, pertama kesalahan kita kepada orang lain. “Apa yang menjadi kesalahan kita harus selalu kita ingat, jangan sampai mengulangi perbuatan salah kepada orang lain,” ungkapnya,
Kedua, kata dia, yaitu kebaikan orang lain kepada kita. “Selain itu, ada dua hal yang harus kita lupakan, yaitu kebaikan kita kepada orang lain, dan kesalahan orang lain kepada kita,” papar pria asli Tembelang, Jombang itu.
Syarat ketiga dari ukhuwah agar kuat, kata Suko, yaitu tafakur, yakni saling memahami antara satu dengan yang lain. “Sebagai pimpinan Persyarikatan, baik di tingkat wilayah, daerah, hingga cabang, kalau kita tidak saling memahami antara satu dengan yang lain, maka kita tidak akan pernah ketemu, tidak akan pernah bisa membuat keputusan,” tuturnya.
“Termasuk memahami kondisi, kalau kondisi saudara kekurangan, ya kita bantu, kalau saudara kita mengalami permasalahan yang berat, kita berusaha membantu menyelesaikan masalahnya yang berat,” terangnya.
Syarat keempat, menurut Suko adalah taawun, saling tolong menolong, tidak mungkin Muhammadiyah dapat membangun ukhuwah tetapi tidak mau saling tolong-menolong. “Antara amal usaha saling membantu, Umsida membangun sekolah laboratorium di Candi, membangun masjid, dan membantu beberapa pembangunan,” terangnya.
Lima Doktrin Muhammadiyah
Lebih lanjut dia menyampaikan syarat ukhuwah berkaitan lima doktrin perjuangan Muhammadiyah. “Ada lima, yaitu doktrin tauhid, pencerdasan, memobilisasi amal usaha Muhammadiyah, bekerja sama atau tolong menolong, dan menjauhi politik praktis,” ungkapnya.
Tolong-menolong dalam kebaikan dan ketakwaan, lanjut Suko menjadi doktrin perjuangan di Muhammadiyah. “Nah, ada empat dimensi sebagai implementasi yang keempat itu, pertama kerjasama internal Muhammadiyah,” kata dia.
Jadi, lanjut dia, seluruh komponen yang ada di Persyarikatan Muhammadiyah, baik itu majelis-lembaga di berbagai tingkatan, organisasi otonom, seluruh pimpiinan amal usaha, maka mereka harus bisa saling bekerja sama. “Sebagai implementasi kerja sama internal di Muhammadiyah, Umsida dengan PDM, Umsida dengan PCM, PDM dengan PCM, PCM dengan PCA,” paparnya.
Sukadiono turut memberikan penekanan, jika tantangan internal dan eksternal Muhammadiyah semakin berat. “Maka menjadi keniscayaan seluruh warga Muhammadiyah harus memahami doktrin perjuangan Muhammadiyah dan sekaligus memperkuat ukhuwah ber-Muhammadiyah,” imbuhnya.
Suko kemudian menjelaskan firman Allah dalam Qs As-Saff ayat 4, “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berjuang, berjihad di jalan-Nya, kemudian dia memperkokoh barisan ber saf-saf laksana bangunan yang kokoh. Kalau bangunan kita, persatuan kita, ukhuwah kita kokoh insyaAllah tidak mudah diintervensi oleh orang lain,” pesannya. (*)
Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.