Tari Ngaten Aten SD Mudisa, Begini Filosofinya; Liputan Kontributor PWMU.CO Kabupaten Jember Wulidatul Aminah.
PWMU.CO – Tim Tari SD Muhammadiyah 1 (Mudisa) Jember tampil di Semarak Musyda Ke-11 Muhammadiyah dan Aisyiyah, di Tanggul, Sabtu (18/2/2023). Mereka beranggotakan tiga siswi kelas V, Princessa Zaheera (Zaza), Annisa Raniah (Nisa), dan Zhafirah Alana (Zizi).
Noviyanti Pratiwi, pelatih Ekeskul Tari Mudisa menyampaikan, untuk persiapan tampil di acara ini cukup dua hari. “Alhamdulillah, mereka sudah familier dengan tarian ini. Jadi tidak perlu waktu lama untuk memaksimalkan tarian yang akan ditampilkan,” ujarnya.
Novi, sapaannya, menyampaikan Tari Ngaten Aten yang ditampilkan ini menceritakan tentang kepekaan anak terhadap sosial budaya. “Dari tarian ini semoga dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk mempelajari dan melestarikan kebudayaan Indonesia,” ujarnya.
Selain kepekaan anak terhadap lingkungan sosial budaya, sambungnya, tarian ini juga menggambarkan kepekaan anak terhadap lingkungan alam. “Tiga penari yang dilambangkan sebagai warga Negara Indonesia yang memiliki rasa terhadap budaya adat Jawa dan alam sekitar,” ujar wanita kelahiran Banyuwangi ini.
Mahasiswa Universitas Jember ini mengungkapkan, properti yang digunakan dalam tarian—Wayang Gunungan— melambangkan kehidupan manusia. “Kehidupan manusia yang semakin bertambah usia harus memiliki rasa manunggaling jiwa, rasa, cipta, karsa, dan karya. Sedangkan sapu lidi yang dianalogikan dengan pepatah ‘bersatu kita teguh, berceraikita runtuh’,” terangnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni