PWMU.CO– Pidato pertama Ketua PDM Kabupaten Kediri Ikhwan Nurhadi MPdI saat memberi sambutan di Musycab PCM Plemahan. Ini Musycab pertama setelah digelar Musyda Muhammadiyah Kediri.
Musycab ke-7 PCM Plemahan berlangsung di Gedung Dakwah Muhammadiyah Ranting Tegalrejo, Ahad (19/2/2023).
”Rangkaian Muktamar, Musywil, Musyda, telah dilalui, maka Musycab di bawah naungan PDM Kabupaten Kediri, diawali oleh PCM Plemahan,” kata Ketua PDM Kab Kediri Ikhwan Nurhadi.
Pembukaan Musycab ditandai dengan menekan tombol sirine dalam waktu bersamaan, 7 orang anggota Kokam dipimpin Sumarno menyulut bom asap warna-warni.
Ikhwan Nurhadi yang belum genap satu bulan menjabat Ketua PDM memuji pidato Ketua PCM Plemahan Akhmad Syaifulloh. ”Pinter membuat jamaah betah, agar tidak segera pulang. Maka disiapkan hadiah biar kerasan menunggu acara hingga selesai,” ujarnya.
Pria berputra tiga anak itu melanjutkan, kalau kita berbicara Muhammadiyah itu hampir mirip dengan negara di dunia. Ada negara tertinggal, negara berkembang, dan negara maju.
Di Muhammadiyah juga sama, katanya, ada PDM yang tertinggal, ada PDM yang berkembang, ada juga PDM yang maju. ”PDM Kabupaten Kediri kategori berkembang. Melihat Jawa Timur, maka ada PDM sudah kategori maju. Kalau kita mengevaluasi PDM yang maju itu, karena terdapat sumber daya manusia yang berkualitas. SDM berkualitas itu, mayoritas adanya perguruan tinggi,” ujarnya.
Dia memberi contoh, PDM Surabaya, Malang, Jember, Gresik, Ponorogo, Madiun, Sidoarjo, dan Lamongan kategori PDM maju, karena ada Universitas Muhammadiyah.
Poltek
”Kita di Kabupaten Kediri masih kategori berkembang menuju maju. Menuju maju itu harus kolaborasi antara PDM satu dengan PDM lainnya. Insyaallah PDM Kediri Raya yang terdiri PDM Kabupaten Kediri, Kota Kediri, Kabupaten Blitar, Kota Blitar, PDM Tulungagung serta PDM Trenggalek menginisiasi berdirinya Poltek Muhammadiyah,” tandasnya.
Kata dia, Poltek ini sudah proses perizinan untuk dua jurusan Kimia dan retail yang sudah disetujui. Poltek Muhammadiyah ditempatkan di Kota Kediri. Cuma setelah ada kunjungan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah VII Jawa Timur (LLDikti Jatim) menilai lokasi di Kota Kediri tidak layak, maka PDM Kabupaten Kediri ditawari menyediakan lokasi.
”Akhirnya diputuskan di Jl. Lawu Pare jadi satu dengan SMP Muhammadiyah yang luas dan gedung sudah ada. Tahun ini proses perizinan. Harapannya tahun 2024 sudah menerima mahasiswa baru. Dosen dan sarana teknik lainnya sudah siap,” jelasnya.
Tapi, sambung dia, ada satu jurusan belum disetujui Kemendikbud Dikti karena ada dosen yang diajukan tidak linier jadi memperlambat juga. Ini masih mencari dosen yang linier dengan jurusannya itu.
Empat Sahabat
Ikhwan Nurhadi meminta warga Muhammadiyah belajar sirah Nabawi. Rasulullah meletakkan fondasi kejayaan Islam dengan mendidik para sahabat. Empat sahabat pelanjut risalah adalah Abu Bakar as-Siddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.
Empat tokoh ini punya karakter saling mendukung yang membuat Islam makin berkembang dan tersebar ke penjuru dunia.
”Dalam sutu organisasi, dalam satu kelompok, satu desa, satu negara kalau ada unsur karakter Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman, dan Ali bin Abi Thalib insyaallah akan mencapai kejayaan,” ujarnya.
Abu Bakar mencerminkan karakter sabar dan bijaksana, Umar mewakili watak kuat dan tegas, Utsman berwatak dermawan. ”Utsman mendukung perjuangan. Wataknya nyah-nyoh, maka tidak perlu ngiderne umplung (tidak perlu mengedarkan kaleng sumbangan),” tuturnya. Sedangkan sosok Ali karakter semangat anak muda cerdas dan pemberani.
Dia menegaskan, empat elemen ini masuk dalam persyarikatan kita jadi luar biasa. ”Kalau hanya anak muda semuanya, orangtua semuanya, punya program thok, tapi tidak bisa melaksanakan,” katanya.
Kalau hanya kaya saja, ujar dia, maka tidak ada yang action di lapangan, maka keempatnya itu harus ada di persyarikatan kita.
”Di Musycab carilah figur yang bijaksana seperti Abu Bakar, tegas seperti Umar bin Khattab, siapa yang dermawan seperti Utsman, siapa yang bersemangat anak muda seperti Ali untuk mengurus PCM,” tandas dia.
Dia juga meminta anggota PCM harus menjadi contoh. Perilakunya harus benar. Jangan sampai contoh terbalik. ”Ada omongan ojo koyo wong Muhammadiyah iku,” katanya. ”Maka jadilah orang Muhammadiyah yang bener.” Itu yang pertama.
Kedua, orang Muhammadiyah harus pintar. Wawasan luas. Ketiga, kober (sempat, menyediakan waktu). ”Pinter saja tapi tidak kober, tidak jalan. Nek nuruti repot, tidak ada habisnya,” tegasnya. Keempat, seger. Badannya sehat.
Lalu dia mengutip pendapat Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti. ”Wong Muhammadiyah kuwi nyopoan (suka tegur sapa). Berislam itu jangan eksklusif, menganggap orang lain masuk neraka, hanya dia yang masuk surga,” katanya.
Orang Muhammadiyah itu kudu enthengan (ringan tangan), juga loman (dermawan,suka membantu).
Penulis Dahlansae Editor Sugeng Purwanto