Pemuda Lintas Iman Ikuti ToT Eco Bhinneka Muhammadiyah; Liputan Kontributor PWMU.CO Banyuwangi Maydini Eka Rizki dan Windarti.
PWMU.CO – Eco Bhinneka Muhammadiyah Regional Banyuwangi menggelar Training of Trainer (ToT) di Mirah Hotel Banyuwangi, Jumat-Ahad (17-19/2/2023). Sebanyak 25 peserta dari kalangan tokoh dan pemuda lintas iman, pegiat lingkungan, aktivis perempuan, serta pengiat budaya mengikutinya.
Ketua Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah Ariati Dina Puspitasari MPd juga hadir. Dia mengatakan, keadilan sosial bukan hanya dimaknai untuk manusia, tapi alam juga butuh keadilan.
Adapun Regional Manager Eco Bhinneka Windarti dalam sambutannya mengungkap, sebagai pelopor gerakan kerukunan antarumat beragama dan pelestarian lingkungan,ToT ini bertujuan membentuk trainer dan fasilitator Eco Bhinneka menjadi agen perubahan.
“Sehingga dapat memberi edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat luas terkait nilai kerukunan dan kelestarian lingkungan. Terutama pada lingkungan dan komunitasnya masing-masing,” ujarnya.
Dia juga menyatakan Modul Eco Bhinneka Muhammadiyah-Nasyiatul Aisyiyah sudah jadi. “Modul itu yang akan kita pelajari bersama selama ToT sehingga kita dapat memahami maksud dan tujuan dari Eco Bhinneka mengenai isu kerukunan antarumat beragama dan pelestarian lingkungan,” imbuhnya.
Ide Kreatif Peserta
Ada fasilitator dan konsultan modul yang akan memandu peserta, sehingga mereka bisa memahami gerakan Eco Bhinneka ini. Wakil Ketua Eco Enzyme Kabupaten Banyuwangi Herman Sjahtie CBC MPd menjelaskan tentang Pelestarian Lingkungan.
Peserta pun sangat antusias menggali berbagai manfaat dan cara pembuatan Eco Enzyme. Herman, sapaannya, bersedia mendampingi pembuatan Eco Enzyme. “Eco Bhinneka adalah program yang luar biasa. Akan tetapi jika tidak dibarengi dengan praktik akan sia-sia,” tuturnya.
Kemudian ada materi dari Pipit Aidul Fitriyana, Program Manager Maarif Institute. Peserta lantas diajak berdiskusi kelompok dan mengerjakan penugasan dalam bentuk rangkaian gambar sesuai harapan dan materi yang telah dijelaskan.
Sebagai calon fasilitator, peserta punya ide-ide kreatif. Di antaranya gagasan ‘Zero Plastic Day’ dari aktivis perempuan Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah dan Fatayat NU. Ada pula gagasan Eco Enzyme dari Eka Wahyu Widaya, tokoh agama Buddha.
Kunjungi Kampung Moderasi
Pada hari ketiga, seluruh peserta dan fasilitator mengunjungi Kampung Moderasi di Tempat Ibadah Tri Dharma (TTID) Hoo Tong Bio Banyuwangi. Inilah pusat peribadatan umat Konghucu, Buddha, dan Tao. Perwakilan Paguyuban Umat Lintas Agama (Pulma) Syamsul Huda menyambut peserta.
Peserta mendapat izin memasuki area peribadatan dan menggali informasi. Syamsul Huda mengatakan, “Ke depannya akan dibuat usaha pengembangan UMKM dan penanganan isu sosial. Ada satgas tanggap sosial.”
Misalnya, ketika ada rumah roboh yang kemarin terdampak angin kencang, mereka galang bantuan dari lintas agama. Ada kerusakan jembatan atau apapun itu, mereka menggalang dari lintas agama.
Di akhir acara, Ramadhan Priyono–peserta dari Mahasiswa Pecinta Alam–mengatakan, “Sebagai manusia harus peduli terhadap lingkungan sekitar.” Dengan ToT ini, dia bisa mengenal satu sama lain sehingga bisa saling membantu menebar manfaat kelestarian alam untuk sesama.
Program Manager Eco Bhinneka Muhammadiyah Surya Rahman Muhammad saat menutup acara mengatakan, kegiatan ini sudah mendapatkan suatu temuan menarik. “Yang membawa nama kebhinnekaan, membangun kerukunan bersama dalam mengatasi permasalahan lingkungan,” imbuhnya.
Dia berharap, Eco Bhinneka nantinya bisa menggandeng unsur pemerintahan. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni/SN