Tantangan Mendidik siswa Pascapembelajaran Daring, liputan kontributor PWMU.CO Sidoarjo Mahyuddin
PWMU.CO – Orangtua perlu membangun kesadaran, masa sekarang merupakan masa transisi dari Covid-19 dan era digital disampaikan sekretaris Majelis Dikdasmen PDM Sidoarjo Drs Muflich Hasyim MPd pada acara Parenting dan Sosialisasi Kelas IX kepada wali siswa kelas 9 SMP Muhammadiyah 10 Sidoarjo (SMP Miosi), Sabtu (25/2/2023).
“Masa transisi dari Covid-19 dan era digital ini dengan membawa tantangannya. Tantangan generasi sekarang yaitu terkait mempertahankan ideologi Islam pada anak, bahaya narkoba, dan pergaulan bebas,” ujarnya.
Sekretaris Majelis Dikdasmen PDM Sidoarjo tersebut melanjutkan pembelajaran itu tidak sekeadar memindah pelajaran, pengetahuan dari otak guru ke siswa, tetapi ada karakter, komunikasi, atau akhlak hubungan dengan orangtua, kakak, adik yang tidak bisa diajarkan melalui daring.
“Alhamdulillah kelas IX ini masih beruntung satu tahun masih bisa bertemu guru secara langsung. Selain pasca-Covid 19, zaman sekarang zaman digital, semuanya serba mesin, HP, Llaptop, internet, Facebook, Instagram, macam-macam.”
Kalau hal ini tidak kita antisipasi dengan kekuatan agama, anak akan menjadi seseorang yang tidak terarah.
Pembelajaran Daring
Kepala SMP Miosi Moch Muqhir bercerita tentang tantangan mendidik siswa pascapembelajaran daring.
“Adanya Covid 2019 kemarin membuat siswa lebih candu kepada gadget, karena ketika belum bisa menggunakan dengan baik, yang terjadi adalah kemalasan-kemalasan. Penggunaan yang harusnya positif menjadi negatif.”
Siswa kelas IX ini menjadi angkatan yang berjumpa pembelajaran daring selama dua tahun, tantangan bagi kami untuk membangkitkan semangat belajarnya setelah daring.
Menyekolahkan anak di sekolah berbasis Islam merupakan ladang pahala. Menyekolahkan anak-anak di sekolah berbasis Islam pada hakikatnya membuat ladang pahala bagi orangtua, termasuk menyekolahkannya di SMP Miosi ini, insyaAllah menjadi ladang pahala bagi kita.
Ada 14 permintaan anak yang yang tidak pernah diucapakan oleh seorang anak. Pada pertemuan ini Muflich Hasyim berkesempatan menyampaikan 4 permintaan anak tersebut, yaitu cintailah aku sepenuh hatimu, jangan bandingkan aku dengan kakak atau adikku atau orang lain, aku adalah ladang pahala bagimu, doa bapak ibu kuharapkan untuk kesuksesan hidupku.
“Mencintai anak dengan sepenuh hati itu seperti kalau saya tidak ingin masuk neraka, maka anak saya jangan masuk neraka. Kalau saya bahagia maka anak saya harus bahagia. Selain itu Bapak Ibu rela meninggalkan pekerjaan untuk mengikuti kegiatan ini merupakan salah satu bentuk mencintai anak.”
Jangan sampai kita menyesal dikemudian hari karena menyepelekan anak-anak karena mungkin kerja-kerja, tapi anak-anak tidak sekadar butuh kerja-kerja, tapi butuh perhatian, butuh kasih sayang. “Salah satunya bapak ibu datang ke sini itu berarti memperhatikan anak walaupun ia tidak pernah meminta,” jelas Sekretaris Majelis Dikdasmen PDM Sidoarjo ini. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.