Di Pelatihan Ini Ada Ajakan Sedekah Jari; Liputan Kontributor PWMU.CO Malang Reni Nur Farida, Cakra Yudha, dan Fatimah Az-zahro, Rina
PWMU.CO – Menjelang Musyawarah Daerah Muhammadiyah dan Aisyiyah Kota Malang, Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kota Malang menghadirkan Pemimpin Redaksi PWMU.CO Mohammad Nurfatoni pada pelatihan bertema ‘Ayo Menulis’, Rabu (23/2/2023).
Sebanyak 28 peserta hadir di ruang kelas 3B SD ‘Aisyiyah Kamila Kota Malang. Tepatnya di Jalan Gajayana Gang III D No 570 D Dinoyo, Lowokwaru, Malang. Mereka aktivis organisasi otonom (ortom) Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah, dan Pemuda Muhammadiyah. Selain itu juga ada beberapa guru di amal usaha Aisyiyah.
Fatoni–sapaan akrabnya–menjelaskan, “Tulisan yang kita buat memuat informasi-informasi bermanfaat, kemudian kita upload melalui media sosial sehingga banyak orang yang membacanya, maka akan berbuah sedekah jariah kepada kita. Karena tulisan yang kita share dapat menginspirasi pembaca.”
“Di era digital ini, semua tulisan kita yang telah kita tulis di media online akan terus terarsip. Maka menulislah yang baik-baik agar suatu hari kita tidak malu,” tutur penulis buku ‘Tuhan yang Terpenjara’ itu.
Jihad Digital
Selain sebagai dokumentasi dan inspirasi, kata Fatoni, menulis berita di persyarikatan Muhammadiyah merupakan bentuk jihad. “Perjuangan bagaimana mengangkat Muhammadiyah dari dasar Google maupun medsos. Sekarang ini Muhammadiyah tenggelam dalam di dasar Google,” imbuhnya.
Karena itulah dia mengajak peserta untuk mengangkat kegiatan-kegiatan yang dilakukan di Persyarikatan. Walaupun dirasa kurang menarik, dia mengimbau peserta tetap menulis dengan cara paling menarik. “Kalau di Muhammadiyah, semua kegiatan harus di angkat! Semua berita harus ditulis dengan penulisan yang menarik!” imbaunya.
Fatoni berpesan agar peserta rajin bersedekah. “Angkat web Muhammadiyah ke atas pencarian Google dengan sedekah jari!” ajak dia.
“Walaupun hanya dengan jempol ke atas (like), komentar, share (membagikan berita baik), dan subscribe. Itu adalah bentuk jihad bil qalam. Agar dakwah berkemajuan yang menjadi jargon Muhammadiyah terealisasi dalam bidang dakwah digital,” tuturnya.
Dia menegaskan, “Uploadlah kebaikan! Angkat Muhammadiyah dari dasar Google!”
Hal ini menurutnya sangat penting agar pandangan Muhammadiyah tentang suatu masalah dapat dibaca, dipahami, dan diikuti oleh pencari jawaban yang masih awam ilmu agama. “Sehingga dapat menginspirasi dan mengikuti fatwa tersebut,” ujarnya.
Dengan begitu, harapannya ketika seseorang mencari jawaban suatu pertanyaan tentang agama, yang muncul di rating teratas adalah jawaban dari web Muhammadiyah.
Syarat Berita Menarik
Tentunya, kata Fatoni, hal ini tak lepas dari cara menyusun naskah berita yang bagus sehingga menghasilkan karya yang unik dan menarik. Adapun setiap menulis berita syaratnya harus bisa memberi informasi kepada pembaca secara lengkap. “Isi dari berita harus terdapat unsur 5W dan 1H. Apa itu?” Ayah lima anak ini bertanya retorik.
Yang dia maksud 5W meliputi what (apa yang terjadi dalam kegiatan itu), who (siapa yang terlibat dalam kegiatan itu), when (kapan kegiatan itu dilaksanakan), why (mengapa kegiatan itu bisa terlaksana), dan where(di mana kegiatan itu dilaksanakan). Sedangkan 1H yaitu how (bagaimana kegiatan itu terlaksana).
Selain berita ditulis dengan lengkap dan akurat, lanjut Fatoni, berita juga harus menarik perhatian. Dia lantas memaparkan empat karakteristik berita menarik. “Pertama, menyangkut kepentingan orang banyak. Kedua, sesuatu yang baru. Ketiga, sesuatu yang menjadi pembicaraan khalayak ramai. Keempat, sesuatu yang unik,” urainya.
Untuk menjadi penulis andal, kata Fatoni, yang paling penting ialah banyak berlatih menulis. Selain itu juga melakukan stabilo. “Maksudnya, kontributor memperhatikan di mana letak editing dari editor. Itu yang akan membuat kemampuan penulis cepat meningkat. Menulislah, agar kemampuanmu meningkat!” ajaknya.
Yang perlu diperhatikan juga, sambung Fatoni, ialah bagaimana pembaca bisa senang ketika membaca berita itu. Direktur Cakrawala Print itu lantas menyampaikan, jika ingin menjadi wartawan atau penulis berita, jangan takut mencoba.
“Tulis saja apa yang menjadi angan-angan saudara. Semakin banyak menulis, akan semakin terlatih dan kalau sudah terlatih, Insyaallah menghasilkan tulisan yang baik,” jelas dia. Usai pelatihan ini, Fatoni mendoakan, “Semoga lahir kader-kader Muhammadiyah yang ahli dalam menulis dan juga sebagai editor andal.” (*)
Editor Mohammad Nurfatoni/SN
Naskah ini hasil kolaborasi karya jurnalistik hasil praktik pelatihan Ayo Menulis.