Siapa Ketua PDM Lamongan 2022-2027 Harapan Musyawirin? Liputan Hilmam Sueb, kontributor PWMU.CO Lamongan
PWMU.CO – Musyawarah Daerah (Musyda) Ke-12 Muhamamdiyah Lamongan bertema Membumikan Islam Berkemajuan Menuju Kejayaan Lamongan, diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Lamongan (Umla), Sabtu-Ahad (4-5/3/2023).
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan 2015-2022 Drs Shodikin MPdtampak datang lebih awal di lokasi acara. Dia menyalami anggota Musyda alias musyawirin di pintu masuk pendaftaran peserta di Kantor Rektorat Umlah, Sabtu (4/3/2023).
Anggota Musyda yang lewat dipastikan menyalaminya. Shodikin pun menyambut mereka dengan senyum. Dia bersyukur karena cuaca hari ini sangat cerah. “Semoga Musyda ini lancar dan sukses,” katanya.
Abdul Qudus MA, peserta dari PCM Laren, mengharapkan Shodikin dapat terpilih kembali dalam Musyda ke-12 ini. Dia berpendapat karena Shodikin baru satu periode, dan sudah terlihat sepak terjangnya. “Di samping itu dia juga kiai,” katanya.
Kebanyakan anggota Musyda, seperti Mashudi dari PCM Sugio berpendapat, mengikuti amanah Musyda saja. Siapapun yang terpilih harus didukung.
Adapun Farhan Lidinillah, anggota Musyda dari PCM Sambeng, berpendapat Anggota PDM Lamongan periode 2022-2027 sebaiknya merupakan kolaborasi antara yang tua dan yang muda alias darah segar.
Kepada PWMU.CO, Shodikin mengatakan, dia menyerahkan pada mekanisme musyda.Siapa yang jadi ketua, tidak masalah, sebab dalam Muhammadiyah ini kepemimpinan kolektif kolegial. “Jadi terpilih menjadi ketua atau tidak saya tetap Muhammadiyah,” katanya.
Seandainya anggota Musyda dan anggota formatur memilih dia jadi Ketua PDM Lamongan periode 2022-2027, dia akan memperhatikan ekonomi, mengadakan konsolidasi organisasi, digitalisasi bagi generasi milenial, membersamai ranting dengan mengadakan bedah rumah,dan beasiswa bagi yang tidak mampu.
Dia menegaskan, dalam memimpin Muhammadiyah itu, harus ikhlas,. “Jadilah seperti gula yang perannya tidak pernah disebut. Kita membuat kopi yang kita beri gula maka disebut wedang kopi. Es degan yang kita beri gula disebut es degan, atau es teh, jika tehnya yang kita beri gula,” ugkapnya filosofis. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni