Buku Sejarah Muhammadiyah Lamongan Diapresiasi Sejumlah Tokoh, liputan kontributor PWMU.CO Lamongan Fathurrahim Syuhadi
PWMU.CO – Buku Sejarah Muhammadiyah Lamongan di-launching pada Musyawarah Daerah (Musyda) Ke-12 Muhammadiyah Lamongan di Universitas Muhammadiyah Lamongan, Sabtu (4/3/2023).
Buku Tumbuh Mekar di Bumi Lamongan Sejarah Pergerakan Muhammadiyah Lamongan 1939-2022 dilaunching Ketua PDM Lamongan Shodikin bersama Bupati Lamongan Yuhronur Efendi dan Wakil Ketua PWM Jawa Timur Tamhid Masyhudi.
Awal prosesi, pembawa acara Sulistiyowati memanggil tim penulis buku. Kemudian Fathurrahim Syuhadi, disusul Ady Sucipto Djaiz, Ma’in, dan M Nur Ali Zulfikar naik panggung diikuti panitia yang membawa nampan berisi buku.
Fathurrahim Syuhadi menyerahkan buku kepada Shodikin. Selanjutnya buku diberikan kepada Yuhronur Efendi. Ady Sucipto Djaiz menyerahkan buku kepada Shodikin dan diamenyerahkan kepada Wakil Ketua PWM Jawa Timur Tamhid Masyhudi.
Apresiasi para Tokoh
Yuhronur Efendi mengatakan tiga garapan utama yang menjadi branding atau identitas organisasi sebagai ranah aktivitas dakwah Muhammadiyah yakni, pertama schooling di bidang pendidikan dengan cara mendirikan sekolah-sekolah dan perguruan tinggi.
“Kedua healing di bidang pelayanan sosial dengan mendirkan balai pengobatan, poliklinik dan rumah sakit. Ketiga, feding yang bergerak di bidang sosial menyantuni anak yatim dan fakir miskin dengan cara mendirikan panti asuhan anak yatim dan panti jompo.”
Dia menyampaikan adanya buku karya dari tim sejarah PDM Lamongan ini dapat membuka cakrawala untuk merekonstruksi kembali pemikiran tokoh-tokoh Muhammadiyah dalam melakukan modernisasi ajaran Islam yang berlandaskan pada al-Quran dan ajaran Nabi Muhammad SAW.
“Tulisan ini juga menjadi referensi sistematis agar kita mampu mempelajari dengan mudah perjalanan dakwah dari waktu ke waktu dan gambaran nyata dinamika kelembagaan Muhammadiyah di Kabupaten Lamongan,” ungkap lulusan SMP Muhammadiyah Karanggeneng ini.
Mantan Sekda Pemkab Lamongan ini mengarakan, dalam perjalanan menghadapi dinamika oraganisasi, Muhammadiyah terus bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten Lamongan untuk menebar manfaat.
“Sekaligus mengaplikasikan dakwah dalam bentuk karya kongkret di bidang pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, dan pemberdayaan sehingga berdampak pada kesejahteraan umat.”
Tentu, lanjutnya, masuknya gerakan Muhammadiyah di Kabupaten Lamongan pertama kali hingga berkembang pesat seperti saat ini merupakan proses panjang yang penuh dengan pengetahuan dan harus terus dikenalkan kepada generasi penerus masa depan,” tutur Wakil Ketua Majelis Ekonomi PDM Lamongan Periode 2000-2005 ini.
Dinamika Muhammadiyah Lamongan
Sementara itu Anggota DPR RI Fraksi PAN Dapil X Lamongan dan Gresik Prof Zainuddin Maliki MSi menyambut baik terbitnya buku berjudul Sejarah Muhammadiyah Lamongan 1936-2022 Tumbuh Mekar di Bumi Lamongan.
Rektor UM Surabaya Periode 2003-2007 dan 2007-2011 mengatakan buku ini berisi rekam jejak perjalanan dan dinamika Muhammadiyah Lamongan dari periode ke periode. Banyak tokoh yang berperan besar menggerakkan Muhammadiyah Lamongan pada masanya.
“Para pelaku sejarah memberikan kontribusi besar dalam memberikan pencerahan umat di Lamongan. Tak mengherankan Muhammadiyah Lamongan tumbuh mekar, sehingga Muhammadiyah Lamongan termasuk terbesar di Jawa Timur.”
Dia mengucapkan selamat atas terbitnya buku yang memberi pencerahan ini. “Semoga bermanfaat dan menginspirasi,” ungkap legislator dan penulis produktif ini.
Andil Besar Muhammadiyah
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr Dr H Sukadiono MM mengatakan menulis sejarah adalah upaya merangkai kembali serpihan serpihan peran Muhammadiyah yang kelak berguna untuk generasi masa depan.
“Melalui buku ini kita bisa melihat bagaimana Muhammadiyah Lamongan berkembang. Amal usahanya bertebaran di mana-mana, baik pada bidang tabligh, pendidikan, kesehatan maupun sosial.”
Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya ini mengapresiasi dengan banyaknya Amal Usaha Muhammadiyah di Lamongan yang unggul. Sehingga menjadi rujukan bagi warga Muhammadiyah maupun masyarakat umum.
“Apa yang saya katakan tentunya bukan isapan jempol.”
Sukadiono menceritakan dalam satu kesempatan dia menyaksikan sendiri bagaimana salah satu kepala daerah di Lamongan menyatakan secara terbuka bahwa majunya Lamongan tidak terlepas dari andil besar Muhammadiyah.
“Lamongan yang konon pernah dianggap menjadi salah satu kabupaten miskin di Jawa Timur kini bertransformasi secara pesat dan maju,” katanya.
Sukadiono mengatakan buku sejarah Muhammadiyah Lamongan ini penting dibaca oleh seluruh kalangan. Bahwa gerakan Muhammadiyah yang besar, harus dimulai dari langkah yang strategis dan kuat baik secara struktur kelembagaan maupun kultur masyarakat yang mendukung habitus dakwah Muhammadiyah.
“Buku ini penting untuk mengingatkan bagaimana dakwah Muhammadiyah seharusnya dilakukan, dengan best practices yang telah dilakukan Muhammadiyah Lamongan. Banyak poin penting pembelajaran dalam mengembangkan dakwah Muhammadiyah ke depan. Selamat membaca,” ujar pria kelahiran Njuwet Kedunglosari Tembelang Jombang 18 Desember 1968 ini.
Manfaat sebagai Referensi
Pelaku sejarah Muhammadiyah Lamongan 1969-2015 Drs H M Nadjih Bakar MSi menyambut baik penulisan buku Tumbuh Mekar di Bumi Lamongan Sejarah Muhammadiyah Lamongan 1936-2022.
Dia memberikan apresiasi kepada tim penulis yang terdiri dari Ady Sucipto Djaiz, Fathurrahim Syuhadi, Mohamad Su’ud, Ma’in, M Nur Ali Zulfikar, dan Mustaqim.
Santri Ketua PDM Lamongan periode 1978-1995 KH Abdurrahman Syamsuri itu menyampaikan buku ini memberikan manfaat sebagai refrensi dan pelajaran bagi warga Muhammadiyah dan masyarakat secara umum. Secara khusus kepada kader dan pimpinan persyarikatan. Termasuk juga kepada para pelaku dan saksi sejarah tentang keberadaan dan perkembangan Muhammadiyah Lamongan dari masa ke masa.
“Ini sungguh kerja tim penulis yang patut mendapat apresiasi dan semoga menjadi bagian dari amal jariyahnya,” ujar alumnus pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Ketua PDM Lamongan KH Shodikin mengatakan buku ini tidak lepas dari kekurangan dan kelebihannya. Untuk itu tugas generasi berikutnya menyempurnakan kalau ditemukan bukti sejarah baru.
“Atas nama Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan, kami sampaikan terima kasih kepada Tim Penulis. Kerja keras Saudara Ady Sucipto Djaiz, Fathurrahim Syuhadi, Mohamad Su’ud, Ma’in, M. Ali Zulfikar, dan Mustaqim patut mendapat apresiasi setinggi-tingginya. Latar belakang tim penulis merupakan aktivis tulen di Lamongan.”
Sekretaris PDM Lamongan Periode 2010-2015 ini berharap semoga buku ini bermanfaat terhadap generasi mendatang, khususnya kader-kader Persyarikatan Muhammadiyah.
“Terpenting tradisi literasi dan menulis sejarah Muhammadiyah ini menjadi budaya positif yang terus dikembangkan,” pungkas ASN di lingkungan Pemkab Lamongan ini. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.