SD Mumtaz Punya Komunitas Pembaca dan Penghafal Al-Quran, liputan Kontributor PWMU.CO Sidoarjo Eli Mahmudah
PWMU.CO – SD Muhammadiyah 1 dan 2 Taman (SD Mumtaz) Taman Sidoarjo, Jawa Timur memiliki Program Bustanul Qura wal Huffadh, pembaca dan penghafal al-Quran.
Kepala SD Mumtaz Fatchul Mubarok STh I MPd mengatakan program komunitas hafid hafidzah ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan hafal al-Quran yang baik dan benar sesuai kaidah ilmu tajwid minimal juz 30.
“Tidak hanya kelas Bustanul Qura wal Huffadh siswa kelas I-VI, tetapi ada kelas Bustanul Quro wal Huffadh untuk guru juga,” katanya.
Dia menuturkan ada sebanyak 205 wali siswa diundang ke sekolah untuk mengikuti sosialisasi kelas Bustanul Quro wal Huffadh, Jumat (10/3/2023).
“Kelas ini juga dimaksudkan sebagai kelas persiapan untuk mengikuti wisuda Tahfidzul Quran. Ada beberapa tahapan yang harus dilalui para siswa kelas Bustanul Quro wal Khuffad menuju wisuda.”
Pertama, siswa harus mengikuti ujian Tahfidzul Quran yaitu pramunaqosyah dan munaqosyah. Setelah dinyatakan lulus munaqosyah, barulah siswa bisa didaftarkan sebagai peserta wisuda Tahfidzul Quran.
Uswatun Hasanah
Dalam sambutannya, Fatchul Mubarok mengharapkan support, bimbingan dan motivasi orangtua kepada putra putrinya kelas Bustanul Qura wal Huffadh.
“Jangan memaksakan kehendak kepada putra putrinya, orangtua harus bisa menjadi uswatun hasanah dengan memberikan contoh kepada putra putrinya,” imbuhnya.
Pendidik dan tenaga kependidikan SD Mumtaz mendukung penuh terhadap program kelas Bustanul Quro wal Khuffadz. Koordinator guru kelas VI Wahyu Nurihayani SSimengungkapkan ada 76 siswa kelas VI yang masuk kelas Bustanul Qura wal Khuffadz.
“Alhamdulillah kami guru kelas VI selalu support dan memberi kemudahan jika siswa kami izin setor hafalan ke guru mengaji,” ungkapnya.
Dia menambahkan tahfidh anak-anak sangat membantu sebagai syarat kemudahan masuk jenjang SMP. Banyak sekolah yang memberikan program beasiswa kepada penghafal al-Quran.
Siswa kelas Bustanul Qura’ wal Khuffadz Ayana mengungkapkan rasa senangnya masuk di kelas tahfidh,
“Saya merasa tertantang untuk menghafal dan mempelajari al-Quran. Sebagai seorang muslim kita wajib untuk belajar kitab suci kita,” terangnya.
Orangtua siswa kelas II Ayana Yustiti Wulan Dani SPd mengungkapkan rasa bangga dan terima kasihnya kepada SD Mumtaz yang sudah membuat Program Bustanul Qura wal Huffadh yang bisa memfasilitasi siswa yang mempunyai kemampuan tahfidh al-Quran, anak saya lebih semangat ketika akan berangkat sekolah.
Hal senada juga diungkapkan orangtua siswa kelas III Narendra Arkan Prasetya, Irfan Ayahanda. Dia mengungkapkan, bangga dan puas menyekolahkan kedua putra di SD Mumtaz,
“Dengan adanya kelas Bustanul Quro wal Khuffadz anak saya sekarang lebih disiplin dalam belajar karena ada target hafalan di setiap harinya,” ungkapnya sambil berkaca-kaca karena terharu.
Metode Belajar
Koordinator Mengaji Nurul Lailiyatus Shalihah mengatakan, pembelajaran kelas Bustanul Qura wal Huffadh dilaksanakan mulai Senin sampai Jumat.
“Tekhnis pembelajarannya dengan online melalui video call dan offline melalui tatap muka setoran hafalan.”
Pembelajarannya menggunakan metode baca simak, tasymik talaqqi, dan tahsin. Metode baca simak dilakukan secara klasikal siswa membaca dan guru menyimak. Tasymik artinya siswa menghafal dan guru menyimak secara indifidual.
Talaqqi atau musyafahah artinya metode belajar al-Quran tatap muka langsung siswa dengan guru yang mensyaratkan gerak mulut siswa mengikuti guru. Metode tahsin artinya guru akan membaguskan atau membenarkan bacaan hafalan siswa.
Pembina Kelas Bustanul Qura wal Huffadh Muhammad Nabil Lubi mengatakan, kategori hafalan siswa adalah juz 30 plus Surat ar-Rahman, juz 29, 28, 1, 2, 3, 4 dan 5. Awal tahun ajaran baru, beberapa guru mengaji yang ditunjuk untuk mengidentifikasi kemampuan siswa dalam menghafal al-Quran.
“Setelah diidentifikasi kemudian dimasukkan ke kelas Bustanul Qura wal Huffadh, di setiap jenjang kelasnya. Satu kelas berisi kurang lebih 10 sampai 15 siswa dengan satu guru pembimbing.” (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.