Guru Smamio Ajak Siswa MTs Mupatsy Bikin Essential Oil, liputan kontributor PWMU.CO Gresik Nur Adhimah
PWMU.CO – Guru SMA Muhammadiyah 10 (Smamio) GKB Gresik mengajari siswa MTs Muhammadiyah 4 Sidayu (MTs Mupatsy) Gresik membuat essential oil, Kamis (16/2/2023).
Koordinator Riset Nanik Rahmawati FMSi memaparkan essensial oil adalah minyak alami yang diekstrak dari jenis tanaman tertentu.
“Minyak ini didapatkan dari akar, batang, daun, bunga dan buah-buahan. Minyak essential atau minyak atsiri sendiri digunakan oleh masyarakat di dunia.”
Lebutuhan minyak atsiri di dunia semakin tahun semakin meningkat seiring dengan meningkatnya perkembangan industri modern. Seperti industri parfum kosmetik, aroma terapi dan obat-obatan.
Minyak atsiri ini sudah dikembangkan dan menjadi komoditas ekspor indonesia yang meliputi minyak atsiri dari cendana, kayu manis, maupun sereh.
Essential oil menjadi jenis minyak alami yang digunakan sepanjang sejarah sebagai obat dan juga terapi kesehatan. Umumnya, minyak ini digunakan sebagai aromaterapi yang dihirup agar menimbulkan rasa menenangkan.
Selain itu, lanjutnya, minyak esensial yang dioleskan di tubuh dipercaya mempunyai banyak manfaat, seperti menghangatkan tubuh, membantu menyembuhkan infeksi bakteri gatal, dan menangkis akibat serangan serangga, pewangi, maupun handsanitizer.
Essensial Oil
Nanik Rahmawati mengatakan di dunia ini yang sudah terdaftar dari berbagai negara terdapat 120 macam tanaman yang digunakan dalam essensial oil dan 50 tanaman dari 120 itu berasal dari Indonesia.
“Betapa kayanya negara kita. Dari essensial oil itu kita bisa kaya, namun banyak orang yang membeli essensial oil dari luar negeri,” katanya
Minyak ini bekerja dengan menstimulasi otak pada manusia lewat rangsangan indera penciuman. Selain itu jenis minyak ini juga memiliki efek mengobati ketika menggosokkannya pada kulit yang sedang luka atau sedang memar.
Dalam acara ini, siswa MTs Mupatsy diperlihatkan video kisah Khafidz Nasrullah seorang pengusaha muda sukses dalam negeri. Wirausahawan asal Kendal berhasil memenangi kompetisi Wirausaha Muda Mandiri 2012 kategori mahasiswa.
Nanik Rahmawati menuturkan dia pengusaha dari keluarga kurang mampu, lewat minyak esensialnya, Khafidz Nasrullah membawa keharuman Indonesia ke seluruh dunia.
“Keharuman yang juga sampai ke rumah-rumah petani dan memberi harapan untuk masa depan. Dalam video tersebut juga ditampilkan proses pembuatan essensial oil secara singkat.”
Nanik Rahmawati menjelaskan essensial oil yang diproduksi pengusaha seperti Khafidz Nasrullah dan pabrik lainnya ini menggunakan metode destilasi uap dengan sebuah alat penyulingan.
“Dalam pembuatan minyak atsiri dapat dilakukan dengan beberapa cara. Ada metode yang sering digunakan untuk mengisolasi minyak atsiri, meliputi dengan destilasi uap, maserasi, maupun dengan infuse oil.”
Cara paling mudah membuat essentials oil menggunakan infuse oil dengan minyak carier. Jadi making essensial oil is easy dan 10 ml essentials oil. Harga jualnya sepuluh ribu rupiah sehingga bisa bernilai ekonomis.
Praktik Langsung
Tidak hanya menyampaikan materi saja, Nanik mengajak siswa kelas VII-IX MTs Mupatsy untuk praktik langsung dalam pembuatan essensial oil.
Mereka juga sudah menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatannya seperti bunga lavender, bunga mawar, bunga melati, pipet tetes, lumpang mortal, dan gelas kimia. Dengan membagi kelompok dan membagikan lembar kerja praktik pun dimulai.
Terlihat siswa antusias dalam mengikutinya bahkan bertanya berkali-kali. Usai pembuatan essensial oil beberapa siswa MTs Mupatsy memberikan pesan dan kesan terhadap pembelajaran hari ini mereka merasa senang dan mendapatkan ilmu baru.
Kepala MTs Mupatsy Achmad Farid SPdI mengatakan ada beberapa tujuan kami mendatangkan guru tamu Smamio ke Mupatsy yaitu untuk membentuk brand madrasah.
“Selain itu juga sebagai bentuk outing class, yaitu memberikan pembelajaran yang lebih menyenangkan bagi siswa dan guru.”
Dia mengucapkan terima kasih kepada guru Smamio untuk berbagi ilmu. Dia berharap dengan kegiatan ini bisa meningkatkan kualitas guru dalam proses pembelajaran yang lebih bermakna, produktif dan menyenangkan siswa.
“Sehingga akan memberikan daya ketertarikan dan kepercayaan masyarakat terhadap madrasah,” ujarnya dengan penuh harapan. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.