Tangis Haru Mewarnai Parenting Event PCA Ponorogo; Liputan Ismini, Kontributor PWMU Ponorogo
PWMU.CO – Parenting Event yang digelar oleh Pimpinan Cabang Aisyiah (PCA) Ponorogo, Jawa Timur di Masjid Darul Hikmah, Sabtu (11/3/23) diwarnai tangis haru.
Pasalnya, kegiatan tersebut dibuka dengan penampilan hafalan ayat suci al-Qur’an dari 10 siswa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Aisyiah Mangkujayan (Aisyma) yang dihadiri langsung oleh wali masing-masing siswa.
Penampilan pembuka tersebut tidak hanya menyuguhkan hafalan al-Qur’an namun dibarengi drama singkat penyerahan bunga dari siswa kepada orang tuanya. Suasana seketika hening, tangis pun pecah saat kesepuluh siswa menyanyikan lagu Hafidz Qur’an dan memeluk orang tuanya.
Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) PCA Ponorogo Alfiyah S Pd mengaku bangga karena siswa-siswi yang ditampilkan dalam kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk capaian dari kelas unggulan tahfidh di PAUD Aisyma.
“Anak-anak inilah barisan generasi penghafal Al-Quran, untuk itu marilah kita support dimulai dari menyekolahkan anak-anak kita di sekolah tahfidh,” ujarnya.
Kepala Sekolah PAUD Aisyma, Retno Minarni menyampaikan sekolahnya termasuk yang pertama menyelenggarakan kelas tahfidh, karena dari 12 lembaga yang didirikan oleh PCA belum ada yang memberlakukan kelas unggulan tersebut.
“Ini baru permulaan, baru saja dimulai bulan November 2022 lalu. Alhamdulillah, dimudahkan dan orang tua mereka memperhatikan,” ungkapnya.
Selain itu Retno menjelaskan sedikit konsep yang diterapkan dalam kelas unggulan tahfidh di mana dalam pelaksanaannya membutuhkan waktu yang lebih banyak dari kelas reguler.
“Khusus kelas tahfidh memang kita pulangkan pukul 13.00 setiap hari, dan di sela pembelajaran pun kita selipkan untuk hafalan,” terangnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan kelas tersebut biasa menggunakan konsep satu hari lima ayat.Tak hanya itu para guru juga selalu rutin menuliskan daily report untuk masing-masing siswa, sehingga orang tua bisa ikut membantu hafalan anak ketika di rumah.
“Daily report selalu diisi oleh guru, jadi orang tua tahu anaknya sudah sampai tahap mana hafalannya.
Penampilan ini pun, lanjutnya, tidak memerlukan waktu lama dalam latihannya. Karena hanya tiga hari. Itu pun di sela pembelajaran. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni