PWMU.CO– Beragam tampilan warnai Musyawarah Daerah (Musyda) ke-10 Muhammadiyah Bojonegoro bertempat di Aula at-Taqwa Bojonegoro, Ahad (12/3/23).
Panitia telah menyiapkan bermacam penampilan dari AUM saat sebelum pembukaan Musyawarah Daerah (Musyda) ke-10 Muhammadiyah Bojonegoro. Musyda ini bertema Mewujudkan Islam Berkemajuan Memajukan Bojonegoro.
Beragam tampilan tersebut itu menyanyi Rahmatan Lil Alamin oleh Aura Devaniya dari IPM, Atraksi Tapak Suci Pimda 022, Teater KH Ahmad Dahlan Muhammadiyah Boarding School, Karawitan SMP Muhammadiyah 9 Bojonegoro, dan Tari Wonderland dari SD Muhammadiyah 2 Bojonegoro.
Tampilan tersebut mengangkat cerita garis besar tentang perkembangan Muhammadiyah di Bojonegoro.
Guru pembimbing Rudhi Lestyono SSn mengatakan, mengangkat tema ini untuk bercerita cikal bakal berdirinya Muhammadiyah di Bojonegoro tahun 1947. Judul penampilan Muhammadiyah Samapta lewat karawitan dan tari.
”Muhammadiyah diibaratkan sebagai pohon yang teduh dan mengayomi, untuk berkembangnya harus dirawat dan dijaga dengan amal kebaikan. Kokohnya Muhammadiyah harus ditopang dengan kekuatan Ortom dan AUM. Hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari hidup di Muhammadiyah,” tuturnya.
Pertunjukan ini, sambungnya, merupakan sejarah awal hingga berdirinya Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bojonegoro sebagai sarana pengingat asal mula Muhammadiyah.
Panitia Seksi Acara Ida Lestari SPd menyampaikan apresiasi kreativitas siswa sekolah Muhammadiyah yang tampil totalitas memeriahkan Musyawarah Daerah (Musyda) ke-10 Muhammadiyah Bojonegoro.
”Terima kasih banyak pada AUM yang telah mendukung dengan tampilan yang totalitas dalam pra acara ini. Semoga Musyda dapat mewujudkan harapan kita semua yaitu Islam Berkemajuan Memajukan Bojonegoro sesuai tema yang diusung,” tuturnya.
Peserta Musyda yang hadir hari ini 563 orang ditambah penggembira sekitar 3.500 orang memadati lokasi Masjid Taqwa di Jalan Teuku Umar Bojonegoro. Riuh penggembira dari 28 kecamatan tumpah ruah di tiga titik. Yaitu, bazar, masjid dan halaman Masjid at-Taqwa Bojonegoro.
Penulis Ayun Saritilawah Editor Sugeng Purwanto