Pimpinan Muhammadiyah Wajib Munyer; Oleh Hendra Pornama
PWMU.CO – Pimpinan Daerah Muhammadiyah Tulungagung akan melaksanakan Musyawarah Daerah (Musyda) Ke-16, Ahad 19 Maret 2023 di Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah (STAIM) Tulungagung.
Meski tampak adem ayem namun persiapan telah dilakukan oleh panitia sejak bulan Januari 2023 dengan membentuk panitia pelaksanaan dan panitia pemilihan. Panitia pelaksana bertugas melaksanakan rangkaian acara baik sebelum maupun pada saat Musyda, sedangkan panitia pemilihan bertugas menjaring dan menetapkan calon pimpinan Muhammadiyah Kabupaten Tulungagung. Semua panitia di bawah koordinasi PDM Tulungagung.
Pada Musyda ini Muhammadiyah Tulungagung mengambil tema “Membumikan Islam Berkemajuan, Memajukan Tulungagung.” PDM sebagai organ Muhammadiyah tingkat daerah ikut memastikan tema besar Muktamar Muhammadiyah membumi di Tulungagung. Karakteristik setiap daerah memang berbeda-beda namun spirit Islam berkemajuan untuk memajukan Indonesia dan mencerahkan semesta selalu ada pada setiap dada kader Persyarikatan.
Untuk mewujudkan tema besar muktamar dan tema Musyda setiap kader harus memiliki karakter mulia dalam dirinya. Oleh sebab itu menurut penulis ada 4 er agar bisa mengurus Muhammadiyah dengan baik, yaitu:
Pertama, bener (betul). Kader yang baik selalu menempatkan kebenaran sebagai landasan utama, baik kebenaran substansial nilai-nilai Islam, maupun kebenaran struktural, dalam artian menjalankan roda organisasi dengan mengikuti aturan main yang telah digariskan.
Begitu pula harus didasari dengan niat yang benar-benar ikhlas, hal ini mempunyai maksud agar seorang pemimpin tidak nggrundel (ada beban hati) jika pendapatnya tidak disepakati oleh pimpinan yang lain, karnea dasar kepemimpinan di Muhammadiyah adalah kolektif kolegial.
Di era modern ini pemimpin tidak cukup mengandalkan bener saja tapi juga pener, artinya seorang pemimpin di Muhammadiyah tidak hanya seorang manager namun juga seorang akunting. Pemimpin di Muhammadiyah tingkat daerah, selain harus bisa memimpin juga harus bisa membuat laporan yang benar. Laporan apapun dan kepada siapapun. Sehingga adagium ABK (asal bapak senang) tidak ada lagi di Muhammadiyah.
Memimpin Gerakan Wajib Munyer
Kedua, pinter (pandai). Di kategori ini, kayaknya orang Muhammadiyah tidak akan kekurangan stok kader. Banyaknya sekolah dan universitas milik Muhammadiyah bisa dijadikan tolok ukur tidak keringnya stok kader bergelar akademis di Muhammadiyah. Seluruh tingkatan struktural Muhammadiyah selalu diisi oleh para ahli dan pakar. Bahkan di tingkat ranting pun ada yang bergelar profesor, semisal Din Syamsudin. Kecerdasan akan diraih justru ketika potensi otak sebagai anugerah yang maha kuasa digunakan untuk memikirkan dakwah Persyarikatan, artinya menjadi pejuang Muhammadiyah itu bukan hanya cerdas tapi juga mencerdaskan.
Ketiga, kober (sempat). Banyaknya pimpinan Muhammadiyah yang mempunyai titel akademis berderet maka linear juga dengan kesibukannya di lingkungan kerja tempat mengabdinya. Namun sebagai seorang organisatoris tentu tidak akan melupakan tugas tugas organisasi sehingga ciri organisasi Muhammadiyah sebagai pergerakan akan bisa dilakukannya. Mengutip hadits, khairun nas anfauhum linnas, sebaik baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya, maka mengurus Muhammadiyah harus punya waktu, tenaga, dan dana agar konsep itu bisa berjalan dengan sempurna.
Maka kader Muhammadiyah harus menguasai manajemen waktu dengan baik sehingga Muhammadiyah tidak menerima waktu sisa, namun waktu yang disediakan dan direncanakan sebagaimana kegiatan lainnya.
Keempat, munyer (mobilitas tinggi). Muhammadiyah juga sering disebut sebagai pergerakan. Sesuai namanya maka ciri utamanya ya bergerak dan terus bergerak. Pengurus harus selalu bersilaturahmi, datang ke acara-acara, berkunjung ke kantor-kantor dan amal usaha, terus maju berinovasi memberikan yang terbaik bagi Muhammadiyah. Jika ada kader Muhammadiyah yang sukanya hanya mager (diam tanpa gerak) maka sesungguhnya ia telah mengingkari kodrat pergerakan.
Keempat hal ini penting dipunyai oleh semua kader dan pimpinan Muhammadiyah Tulungagung. Selamat bermusyda semoga bisa menghasilkan pemimpin yang bisa menerjemahkan 4 er di lingkup warga Kabupaten Tulungagung. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni