Dzul Fikar Ahmad Tawalla sampaikan pesan pada pemuda; Liputan Mahyuddin, kontributor PWMU.CO Sidoarjo.
PWMU.CO – Pemuda harus mandiri dan teguh ideologi disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah Dzul Fikar Ahmad Tawalla, Ahad (19/3/23).
Di depan ratusan jamaah kajian yang memadati Masjid An Nur Sidoarjo, pria kelahiran Sungguminasa, 28 April 1987, itu menyampaikan agar pemuda harus mampu mandiri dalam posisi apa pun. Menurutnya, pemuda mempunyai banyak sebutan dalam al-Quran.
“Dalam al-Quran banyak sebutan bagi pemuda, pemuda disebut fata, kemudian kata ghulam, fata dengan banyak turunannya disebut sampai 10 kali dalam al-Quran, sedangkan ghulam disebut 13 kali dalam al-Quran. Kemudian Rasulullah SAW lebih suka menggunakan kata syababa, syababa itu api,” jelasnya.
Bapak satu anak itu mengatakan, jika pemuda itu laksana api. Api itu, kata dia, kalau dikontrol bisa digunakan untuk membakar ikan, membakar sate. “Tetapi kalau dia besar bisa membakar banyak hal, bisa-bisa membakar kasus orang juga,” guraunya.
Ada pepatah Arab yang mengatakan sesungguhnya masa muda, waktu luang, dan banyak harta adalah perusak seseorang dengan sebenar-benar kerusakan. “Fase usia muda ini merupakan tahapan yang bisa menentukan perjalanan seseorang berikutnya,” ungkapnya.
Sejarah Kenabian
Sekretaris Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) 2010-2012, itu menceritakan, bahwa yang namanya pemuda tidak bisa dilepas dari sejarah-sejarah kenabian. “Pemuda itu tidak bisa dijauhkan dari sejarah-sejarah kenabian, seluruh nabi itu sering dipotret ketika usia mudanya,” tuturnya.
Nabi Yusuf As, sambungnya, merupakan bendahara negara yang paling jujur sampai sekarang. “Artinya, kalau anak muda diberi amanah seperti Nabi Yusuf, jadi bendahara apa pun, baik di RT atau di daerah harus meniru kejujuran Nabi Yusuf,” pesannya.
Kemudian Dzul Fikar melanjutkan ceritanya, bahwa nabi yang menjadi raja itu sedikit. Nabi Daud merupakan raja yang tidak makan dari Baitul Mal. Latar belakangnya Nabi Daud sebagai raja ketika malam sering berkunjung ke rakyatnya. Daud juga sering menanyakan perasaan rakyatnya kepada rajanya, kebanyakan rakyat beranggapan bahwa rajanya merupakan sosok yang pengertian.
Lalu diutuslah Jibril oleh Allah, Nabi Daud bertemu Jibril yang berwujud manusia, bagaimana raja anda? Bagus, tetapi raja kami makan dari Baitul mal, makan dari kas negara. Lalu dijadikan besi seperti bubur di tangannya Nabi Daud. “Maka dari situ, Nabi Daud menghidupi dari membuat baju besi, peralatan perang lalu dijual,” terangnya.
Sekjem PP Pemuda Muhammadiyah 2018-2022, itu lalu mengambil hikmah dari ceritanya. “Artinya apa, mutlak seorang anak muda, apa pun posisinya harus mampu mandiri,” kata dia.
Teguh Ideologi
Selain itu, lanjutnya, menurut cerita yang masyhur dalam surat al-Kahf tentang tujuh pemuda, pemuda harus teguh ideologinya. Saat Raja Daqyanus memerintahkan kepada rakyatnya untuk menyembah dirinya. “Lalu ashabul kahfi tetap teguh pada pendiriannya, bahwa Tuhan kami adalah Tuhan pemilik langit dan bumi, Allah SWT,” jelas Dzul Fikar.
Perlu diketahui, Kajian Ahad Pagi III Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sidoarjo mendatangkan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dzul Fikar A Tawalla. Bertema Pemuda Membangun Peradaban, kegiatan ini merupakan kajian pertama yang diselenggarakan Muhammadiyah Daerah Sidoarjo pasca Musyda Ke-11. (*)
Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.